Jakarta (ANTARA) - Pasar Lokasi Binaan (Lokbin) Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur menyediakan lapak fasilitas berjualan untuk pelaku usaha kecil menengah penyandang disabilitas.

Pasar ini dibangun pada tahun 1998 di atas lahan seluas kurang lebih 1.500 meter persegi, dengan daya tampung sebanyak 100 pedagang. Mereka terdiri dari 90 pedagang eksisting dan 10 pedagang baru binaan, termasuk dua pelaku usaha penyandang disabilitas.

Mayoritas pelaku usaha yang berjualan di pasar ini adalah kuliner.

Marlon Nainggolan, salah seorang ahli terapis penyandang disabilitas mengaku telah menjajakan jasanya sejak tiga bulan lalu di pasar tersebut. Dia merasa terbantu dengan fasilitas lapak yang diberikan pemerintah setempat.

"Sebelum mendapat lapak di sini, saya memberikan jasa terapis sesuai pesanan pasien," kata Nainggolan, saat ditemui di Pasar Lokbin Cililitan, Jakarta Timur, Rabu.

Sebelum berjualan di pasar itu, dia mengaku hanya mendapat 15 orang pasien per bulan, namun setelah mendapat akses di pasar ini, jumlah pasiennya meningkat menjadi antara 30-40 orang per bulan.

Selain pendapatan yang bertambah, Nainggolan juga merasakan ada persamaan derajat antara penyandang disabilitas dan non-disabilitas di pasar tersebut.

"Tidak ada perbedaan antara kami (disabilitas) dan mereka (non-disabilitas). Kami memiliki kesempatan yang sama saat bekerja dan mencari nafkah," ujarnya.
Baca juga: Tanggul Surakarta menjadi pasar terbaik untuk disabilitas

Lebih lanjut Nainggolan berharap, pemerintah dapat membangun fasilitas khusus di pasar itu agar memberikan kenyamanan bagi konsumen disabilitas saat berbelanja, seperti akses jalan, toilet dan parkiran.

"Kami terpaksa harus memakai pampers untuk menampung air kencing, karena toilet di sini tidak memadai," ujar pria yang mengaku pernah menderita polio saat bayi tersebut.