Warga Jakarta diminta hemat air antisipasi potensi kekeringan
10 Juli 2019 13:10 WIB
Seorang warga menimba air dari sumur umum di Kampung Muara Baru Gedong Pompa, Penjaringan, Jakarta Utara yang mulai berkurang volumenya, Kamis (4/7/2019). ANTARA/Laily Rahmawaty (Laily Rahmawaty)
Jakarta (ANTARA) - Warga di wilayah DKI Jakarta diminta untuk melakukan penghematan dalam penggunaan air agar ketika memanfaatkannya secara efisien dan seperlunya sebagai langkah antisipasi menghadapi potensi kekeringan musim kemarau, ungkap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Subejo.
"Gunakan air seperlunya saja dengan bijaksana dan seperlunya, intinya adalah hemat air," ungkap Subejo di Jakarta, Rabu.
Dikatakannya, untuk mengantisipasi bila terjadi kekeringan, BPBD sendiri sudah melakukan langkah pengawasan dengan berkoordinasi dengan aparat wilayah setempat.
Baca juga: BPBD antisipasi kekeringan di beberapa wilayah Jakarta
"Kalau ada masyarakat yang mengalami krisis air bersih, bisa menghubungi kami. Nanti kami memberikan bantuan, misalnya dengan mengirimkan tangki-tangki air," ungkapnya.
Menurut Subejo, kekeringan belum memberikan dampak di wilayah Jakarta dan secara umum masih dalam status aman terhadap ancaman kekurangan air bersih.
"Kalau untuk Jakarta sebetulnya dampaknya belum serius, mungkin hanya beberapa daerah tertentu. Daerah yang belum masuk jaringan PDAM, yang masih pakai sumur," katanya.
Baca juga: Wilayah Jakarta masih aman dari ancaman kekeringan
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak musim kemarau akan terjadi pada Agustus 2019 dengan sebagian besar wilayah di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara memiliki potensi kekeringan meteorologis atau iklim.
BMKG juga sudah menetapkan status siaga ke beberapa wilayah yang sudah mengalami hari tanpa hujan lebih dari 31 hari dengan prospek curah hujan yang rendah, termasuk salah satunya wilayah Jakarta Utara, menurut informasi yang dirilis di situs resmi BMKG.
Baca juga: Warga Muara Baru Jakut mengeluh sumur mengering
"Gunakan air seperlunya saja dengan bijaksana dan seperlunya, intinya adalah hemat air," ungkap Subejo di Jakarta, Rabu.
Dikatakannya, untuk mengantisipasi bila terjadi kekeringan, BPBD sendiri sudah melakukan langkah pengawasan dengan berkoordinasi dengan aparat wilayah setempat.
Baca juga: BPBD antisipasi kekeringan di beberapa wilayah Jakarta
"Kalau ada masyarakat yang mengalami krisis air bersih, bisa menghubungi kami. Nanti kami memberikan bantuan, misalnya dengan mengirimkan tangki-tangki air," ungkapnya.
Menurut Subejo, kekeringan belum memberikan dampak di wilayah Jakarta dan secara umum masih dalam status aman terhadap ancaman kekurangan air bersih.
"Kalau untuk Jakarta sebetulnya dampaknya belum serius, mungkin hanya beberapa daerah tertentu. Daerah yang belum masuk jaringan PDAM, yang masih pakai sumur," katanya.
Baca juga: Wilayah Jakarta masih aman dari ancaman kekeringan
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak musim kemarau akan terjadi pada Agustus 2019 dengan sebagian besar wilayah di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara memiliki potensi kekeringan meteorologis atau iklim.
BMKG juga sudah menetapkan status siaga ke beberapa wilayah yang sudah mengalami hari tanpa hujan lebih dari 31 hari dengan prospek curah hujan yang rendah, termasuk salah satunya wilayah Jakarta Utara, menurut informasi yang dirilis di situs resmi BMKG.
Baca juga: Warga Muara Baru Jakut mengeluh sumur mengering
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019
Tags: