Kupang (ANTARA) - Rencana pembangunan tiga terminal barang internasional di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memerlukan kajian terlebih dahulu supaya pemanfaatannya bisa berkelanjutan, kata pengamat ekonomi dari International Fund for Agricultural Development (IFAD) Dr James Adam, MBA.

"Kajian ini penting dilakukan, terutama yang berkaitan dengan produk ekspor dan impor dari wilayah itu, agar pelabuhan tersebut dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan," katanya di Kupang, Rabu.

Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan rencana pembangunan tiga terminal barang internasional di NTT dan dampak ekonominya bagi daerah itu.

Ia mengemukakan tentang pentingnya analisa pembangunan termintal tersebut untuk kepentingan jangan panjang.

"Saya usul agar harus dibuatkan analisa untuk jangka panjang, paling tidak 25 tahun, terutama yang berkaitan dengan produk ekspor juga impor supaya pergerakan ekonomi nantinya tidak berjalan sesaat saja," katanya.

Menurut dia, jika pemerintah daerah sudah memiliki produk yang akan di ekspor dan impor dalam jumlah besar, pembangunan terminal barang di tiga lokasi tersebut menjadi kebutuhan penting.

Akan tetapi, kata dia, jika volume ekspor dan impor masih sedikit, lebih baik mengoptimalkan Pelabuhan Tenau dan Pelabuhan Perak sebagai transit sebab biayanya lebih rendah.

Mengenai dampak ekonomi, dia mengatakan, jika fasilitas pelabuhan dibangun di tiga lokasi sudah tersedia dan volume produk meningkat maka yang pasti ekonomi daerah akan terdorong naik.

Apalagi, kata dia, kantong-kantong ekonomi kecil di sekitar ketiga lokasi tersebut akan terbuka.

Dia juga mengharapkan, pemerintah daerah dan pengusaha lokal membuat perencanaan dan strategi yang baik agar ketika tiga lokasi itu dibuka, maka produk harus tersedia dan kontinuitas distribusi komoditas tidak boleh macet, tetapi harus lancar setiap waktu.

Di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) akan dibangun tiga terminal barang internasional, yaitu di Motaain (Kabupaten Belu), Motamasin (Kabupaten Malaka), dan Wini ( Kabupaten Timor Tengah Utara).

Lokasi yang akan dibangun terminal barang internasional tersebut terletak di wilayah perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste.

Luas masing-masing terminal di tiga lokasi tersebut, Motaain 32. 000 meter persegi, Motamasin 25.000 meter persegi, dan Wini 17.000 meter persegi.

Baca juga: DPRD NTT apresiasi rencana pembangunan 3 terminal barang internasional
Baca juga: Menhub: Terminal Barang Internasional Entikong beroperasi akhir 2018