Jakarta (ANTARA) - Sistem video asisten wasit (VAR) akan diperkenalkan pada babak perempat final Piala Afrika guna meredam kemungkinan meningkatnya drama dalam turnamen yang secara tradisional sering diwarnai keputusan wasit yang kontroversial.

Awalnya VAR ini akan diterapkan mulai pada putaran semifinal, tetapi sekarang ini akan dipercepat untuk pertandingan babak delapan besar, demikian dilansir dari Reuters, Selasa.

Beberapa keputusan wasit terkait offside dan handball yang salah, dimana timnas Ghana termasuk yang merasa dirugikan sehingga mereka tersisih di awal turnamen, menjadikan kompetisi yang digelar di Mesir pada tahun ini sarat dengan kontroversi dan memperpanjang buruknya reputasi wasit-wasit Afrika.

VAR belum banyak digunakan di benua itu, sehingga memicu situasi yang mencoreng citra kompetisi dan menjadi bagian dari kelesuan administrasi sehingga memaksa FIFA turun tangan sekaligus mengambil alih Konfederasi Sepak Bola Afrika mulai bulan depan.

Leg kedua final Liga Champions Afrika berturut-turut ditangguhkan pada bulan Mei karena tidak adanya teknologi itu ketika dijadwalkan untuk digunakan.

Ketika wasit mengeluarkan Wydad Casablanca, mereka memprotes bahwa rekaman VAR belum ditayangkan, meskipun sebelum pertandingan mereka telah diberitahukan bahwa sistem itu tidak beroperasi.

Sementara wasit pada leg pertama diskors selama enam bulan setelah ia mengeluarkan keputusan kontroversial setelah melihat tayangan VAR. Namun, ini dianggap sebagai reaksi spontan CAF dan skors Gehad Grisha pun dicabut kemudian.

Presiden CAF Ahmad Ahmad mengatakan tidak digunakannya sistem VAR pada putaran pembukaan kompetisi merupakan "ukuran keyakinan".

"Ini adalah teknologi yang belum banyak orang menggunakan sepenuhnya," katanya kepada wartawan sebelum turnamen.