Palembang (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo memimpin upacara gerakan pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kota Palembang, Sumatera Selatan, Selasa sore.

Upacara diikuti sekitar 2.000 anggota Satuan Tugas Gabungan Pencegahan Karhutla Sumatera Selatan dari unsur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, TNI/Polri, Manggala Agni, petugas pemadam kebakaran pemerintah kota/kabupaten, tim reaksi cepat penanggulangan kebakaran perusahaan perkebunan swasta, dan unsur elemen masyarakat.

Dalam upacara itu, selain memeriksa kesiapan anggota Satgas Karhutla menghadapi musim kemarau 2019 ini, Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo didampingi Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Irwan, Kapolda Sumsel Irjen Pol Firli, dan Wagub Sumsel Mawardi Yahya memeriksa kondisi kesiapan peralatan pendukung seperti perahu, helikopter, dan pemadam api jinjing.

Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo mengatakan, gerakan pencegahan perlu dimaksimalkan dalam mengatasi ancaman karhutla pada musim kemarau tahun ini yang diprediksi sedikit lebih lama dari kondisi tahun sebelumnya.

"Saya sangat berharap satgas bisa melakukan pendekatan mengajak masyarakat berpartisipasi dalam melakukan pencegahan karhutla di sekitar kawasan permukiman penduduk dan lingkungan desa rawan kebakaran," ujarnya.

Satgas Karhutla Sumsel harus pandai mencari cara untuk melakukan pendekatan dengan masyarakat yang berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.

Banyak cara pendekatan, satgas diharapkan bisa mencari tahu pendekatan budaya apa untuk mencegah karhutla.

"Mari bersama-sama melakukan gerakan pencegahan dan menjaga alam dari kebakaran hutan dan lahan. Kita jaga alam maka alam akan menjaga kita," ujar Kepala BNPB.

Sementara Kepala BPBD Sumsel Iriansyah mengatakan pihaknya menambah petugas untuk melakukan pengawasan hutan dan lahan yang rawan terbakar pada musim kemarau 2019 ini.

"Untuk memaksimalkan pencegahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan, pada tahun ini dilakukan penambahan 1.500 petugas dari BPBD kabupaten/kota dan TNI/Polri," ujarnya.

Dia menjelaskan, pada tahun-tahun sebelumnya pihaknya menyiagakan 7.649 petugas untuk melakukan pengawasan dan penanggulangan kebakaran huta dan lahan.

Dengan ditambahnya ribuan tenaga baru, diharapkan masalah kebakaran hutan dan lahan yang dapat menimbulkan bencana kabut asap yang biasa terjadi pada setiap musim kemarau bisa diatasi.

Selain menambah petugas, BPBD Sumsel juga berupaya mengaktifkan kembali 756 posko kebakaran hutan dan lahan yang digunakan untuk mencegah dan mengatasi kebakaran hutan dan lahan pada tahun lalu.

"Menghadapi musim kemarau 2019 ini ratusan posko kebakaran hutan dan lahan diaktifkan kembali karena dinilai cukup efektif mencegah dan mengatasi kebakaran hutan lahan pada kemarau tahun lalu," ujar Iriansyah.