Jakarta (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Muhammad Nuh menyayangkan kontribusi industri konten lokal Indonesia yang masih minim yaitu berkisar tiga persen dari belanja modal (opex) operator telekomunikasi yang berkisar Rp50 triliun per tahunnya. "Sayangnya (dalam industri konten telekomunikasi Indonesia) kita cuma kebagian `telek`-nya (kotoran) saja. Sementara, pihak asing yang menikmati sarangnya," kata Menkominfo pada acara Telecommunication Partnership Forum dengan tema "Next Generation Enterprise Network" di Jakarta, Selasa. Nuh mengibaratkan industri bisnis telekomunikasi Indonesia seperti sarang burung walet yang hasilnya cuma dinikmati oleh asing. Oleh karena itu, kata dia, pemerintah melalui Depkominfo mewajibkan industri telekomunikasi di Indonesia untuk mengalokasikan belanja modalnya menggunakan kandungan lokal sampai 35 persen. "Kenapa cuma 35 persen, karena mampunya baru segitu. Kalau nggak bisa dapat semua, yang sedikit ini juga tidak apa-apa," kata Menkominfo. Dia menyatakan pihaknya mendefinisikan kandungan lokal secara sederhana yaitu komponen atau aplikasi yang dibuat atau dirakit di dalam negeri. "Definisi `local content` sederhana saja yaitu pokoknya dibaut di Indonesia. Tidak penting itu punya siapa," kata Nuh. Sedangkan Ketua Indonesia Mobile and Online Content (IMOCA) A. Haryawirasma mengatakan industri konten akan berperan lebih besar lagi di masa mendatang ketika infrastruktur telekomunikasi telah siap dan masyarakat mengerti pentingnya konten telekomunikasi. "Pada masa mendatang, konten akan lebih berperan. Kalau memang sekarang, orang menggunakan konten hanya untuk hiburan dan belum pada intinya yaitu untuk perdagangan atau mobile commerce," kata Haryawirasma. Masyarakat perlu waktu untuk siap menggunakan konten telekomunikasi untuk bisnis dan infrastruktur telekomunikasinya juga sedang dipersiapkan untuk itu, misalnya dengan pembangunan jaringan Palapa Ring. "Kalau infrastruktur seperti Palapa Ring sudah terealisir, konten akan berperan lebih penting," kata Haryawirasma. Dia mengakui kontribusi konten telekomunikasi memang masih kecil yaitu berkisar 5 - 10 persen dari pendapatan operator telekomunikasi. Haryawirasma mengatakan industri penyedia konten memang mengalami penurunan terbukti dengan penurunan pendapatan total CP sekitar 30 persen pada 2007 dibandingkan 2006. "Kontribusi total penyedia konten sekitar Rp50 miliar mengalami penurunan 30 persen atau Rp15 miliar menjadi Rp35 miliar pada 2007," tambahnya.(*)