Denpasar (ANTARA) - Polsek Denpasar Timur menangkap pelaku dengan inisial A yang melakukan perusakan di Gereja Katolik Paroki Santo Yoseph, Kepundung, Denpasar.

"Sedang ditangani prosesnya untuk selanjutnya dilakukan penyelidikan, kejadiannya pukul 09.30 Wita, pelaku datang dengan istrinya bersama umat lainnya pada saat persembahyangan berlangsung tiba-tiba pelaku menangis dan mengambil penyangga salib yang terbuat dari besi dan mengarahkan langsung ke meja altar yang ada di dalam gereja," kata Kapolsek Denpasar Timur (Dentim), Komisaris Polisi (Kompol) I Nyoman Karang Adiputra, pada Selasa.

Baca juga: Polisi sebut kebakaran Bandara Bali karena korsleting

Kompol I Nyoman Karang Adiputra mengatakan saat pelaku mengamuk, sang istri merasa bingung dan memeluk suaminya. Namun, sang istri mendapat tangkisan dari pelaku.

"Selanjutnya istrinya bingung, dan memeluk suaminya, tetapi ternyata istrinya kemudian dibanting," katanya.

Peristiwa itu diketahui oleh salah seorang karyawan yang sedang bersih-bersih di gereja. Karyawan tersebut lalu lari keluar dan minta pertolongan.

"Kebetulan ada patroli polisi lewat (dia) minta tolong kemudian pelaku diamankan," ujarnya.

Baca juga: Polisi tangkap Ketua Kadin Bali di Jakarta

Akibat peristiwa itu, sejumlah peralatan di gereja mengalami kerusakan. Di antaranya penyangga salib, meja Alkitab, mikrofon, dan pot bunga serta menyasar beberapa alat persembahyangan.

Sementara itu, jumlah kerugian akibat kejadian itu belum dapat dijelaskan karena masih dalam tahap penyelidikan oleh pihak Polsek Dentim. Pelaku diduga merupakan jemaat di gereja tersebut dan kerap bersembahyang bersama keluarganya.

"Sering pelaku ini sembahyang bersama keluarganya di sini, dan saat ini belum ditahan karena masih dalam tahap pemeriksaan," ucap Kompol I Nyoman Karang Adiputra.

Polisi masih melakukan penyelidikan terkait motif mengamuknya pelaku tersebut.

Akibat dari perbuatan pelaku, ditemukan 3 buah kaca jendela gereja pecah, lemari tempat menyimpan Alkitab kacanya pecah, altar yang berisi ornamen patung, dan keramik pecah.

Beberapa jemaat dari Gereja Katolik tersebut saat ini tengah bergotong royong membersihkan sisa-sisa barang hasil perusakan pelaku.

"Motif belum diketahui, dan kita masih terus melakukan penyelidikan," katanya.

Baca juga: KPAI minta polisi tangani korban penjualan anak di Bali