Jakarta (ANTARA) - Petenis remaja sensasional Cori "Coco" Gauff berharap para fans Wimbledon tahu bahwa dia adalah petarung dan tidak pernah menyerah.
Asa gadis berusia 15 tahun untuk lolos ke perempat final kandas setelah dikalahkan Simona Halep 3-6, 3-6, pada babak 16 besar.
Tetapi dia tetap menjadi sorotan media. Dia juga akan naik peringkat dari saat ini peringkat 313 dunia, selain punya potensi besar untuk menjuarai turnamen Grand Slam pada masa mendatang.
Walaupun kalah dan tersingkirkan, Gauff tetap memancarkan letupan semangat.
"Aku harap mereka (penonton dan lawan-lawannya) tahu bahwa aku adalah petarung," kata dia seperti dikutip AFP. "Saya tidak akan menyerah."
Gauff yang mengaku "bebal dan aneh" itu berharap menjadi teladan untuk banyak orang yang memimpikan berjaya di tenis.
Baca juga: Halep sudahi sensasi Gauff di putaran keempat
"Aku harap mereka belajar dari aku bahwa semuanya mungkin jika kamu bekerja keras, teruskan saja memimpikan hal besar," kata dia.
"Artinya, seperti sudah aku katakan, jika orang bilang padaku hal ini mungkin tiga pekan lalu, aku mungkin tak akan percaya."
"Tetapi aku kira mencurahkan diri ke pekerjaan sungguh menaikkan kepercayaan diriku karena aku tahu betapa keras aku bekerja dan aku tahu pukulan apa yang bisa aku lepaskan dan mana yang mungkin."
Gauff yang tak mau mengkambinghitamkan kekalahannya dari Halep kepada kelelahan akibat bertarung pada tujuh pertandingan sebelum dihentikan Halep, menyebut perjalanannya telah amat luar biasa.
"Menurutku keren. Maksudku, aku sudah tersisih pada babak kedua kualifikasi di Paris (pada French Open)," kata dia.
"(Tapi) Sekarang aku bertahan sampai pekan kedua. Aku super bangga kepada diriku sendiri. Aku senang menyaksikan apa yang akan aku lakukan pada US Open dan beberapa turnamen setelah ini nanti."
Baca juga: Tentang si sensasional Cori 'Coco' Gauff
Wimbledon 2019
Coco Gauff pantang menyerah
9 Juli 2019 08:45 WIB
Petenis remaja Amerika Serikat Cori "Coco" Gauff setelah disingkirkan pada babak keempat Wimbledon 2019 Simona Halep dari Rumania. (REUTERS/ANDREW COULDRIDGE)
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: