Chicago (ANTARA) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange sedikit lebih rendah pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena berada di bawah tekanan penguatan dolar AS.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus, turun 0,10 dolar AS atau 0,01 persen, menjadi menetap pada 1.400,00 dolar AS per ounce.

Laporan pekerjaan Amerika Serikat yang lebih kuat dari perkiraan dirilis pada Jumat lalu (5/7/2019) mendukung dolar AS lebih kuat. Biro Statistik Tenaga Kerja AS mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan AS menambahkan 224.000 lapangan pekerjaan pada Juni, lebih tinggi dari 165.000 yang diperkirakan oleh banyak ekonom.

Data pekerjaan yang positif memperlemah harapan untuk penurunan suku bunga agresif oleh Federal Reserve dan pada gilirannya memperkuat dolar AS, kata analis pasar.

Indeks dolar AS, ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, naik 0,07 persen menjadi 97,35 tak lama sebelum penyelesaian perdagangan emas berjangka Senin (8/7/2019).

Ketika dolar AS menguat maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lainnya.

Namun, kecenderungan turun indeks-indeks acuan bursa saham New York menahan penurunan emas lebih lanjut, karena Dow Jones Industrial Average, S&P 500 dan Indeks Komposit Nasdaq menurun pada perdagangan Senin (8/7/2019).

Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik 4,9 sen atau 0,33 persen menjadi ditutup pada 15,05 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 9,00 dolar AS, atau 1,11 persen, menjadi 820,40 dolar AS per ounce, sebagaimana dikutip dari laman Xinhua.

Baca juga: Harga emas ditutup jatuh 20,8 dolar AS per ounce

Baca juga: Emas naik didukung harapan penurunan suku bunga, ketegangan geopolitik