Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perhubungan mengundang duta besar atau perwakilan negara-negara sahabat dalam rangka menggalang dukungan pencalonan Indonesia sebagai Anggota Dewan International Maritime Organization (IMO) Kategori C periode 2020-2021.

Dalam acara Resepsi Diplomatik di Gedung Kementerian Perhubungan, Senin malam, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa Indonesia kembali mencalonkan diri sebagai Anggota Dewan IMO Kategori C yang pemilihannya akan dilaksanakan dalam Sidang IMO Assembly pada 25 November hingga 5 Desember 2019 di markas besar IMO, London, Inggris.

Menteri mengatakan posisi Indonesia dalam keanggotaan Dewan IMO sangat penting mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia.

Indonesia menjadi kunci pokok dalam perdagangan dunia, mengingat lebih dari 80 persen perdagangan dunia diangkut dengan menggunakan kapal.

"Letak Indonesia diapit oleh jalur pintu perdagangan dunia yang sangat penting yaitu Selat Malaka, Selat Sunda, dan Selat Lombok yang dilalui oleh semua kapal dari Eropa yang akan menuju ke wilayah timur ataupun ke Benua Australia," kata dia.

Keanggotaan Indonesia di Dewan IMO akan semakin menegaskan visi dan misi Presiden Joko Widodo yang ingin menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia hingga melaksanakan diplomasi maritim dalam politik luar negeri.

Menurut Budi, menjadi Anggota Dewan IMO Kategori C memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk ikut serta dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang sangat berpengaruh pada dunia kemaritiman.

"IMO mendedikasikan suatu tatanan bagaimana kita melakukan kegiatan di dunia maritim berkaitan dengan safety, berkaitan dengan security, pembangunan berkelanjutan, menjadi bagian-bagian yang diamanahkan dalam kegiatan IMO," kata dia.

Dewan IMO Kategori C merupakan perwakilan dari negara-negara yang mempunyai kepentingan khusus dalam angkutan laut dan mencerminkan pembagian perwakilan yang adil secara geografis.

Terdapat tiga kategori Anggota Dewan IMO, yaitu A, B, dan C.

Anggota Dewan pada Kategori A merupakan 10 negara anggota dengan armada terbesar. Kategori B merupakan 10 negara lain dengan kepentingan terbesar dalam penggunaan jasa pelayaran.

Sedangkan, Kategori C adalah 20 negara yang tidak masuk dalam anggota kategori A dan B, namun memiliki kepentingan khusus dalam transportasi laut atau navigasi dan yang pemilihannya ke dalam anggota dewan akan memastikan keterwakilan semua daerah geografis utama di dunia.

Baca juga: Indonesia galang dukungan anggota dewan IMO periode 2019-2021
Baca juga: Indonesia galang dukungan Australia dalam pencalonan anggota IMO
Baca juga: Indonesia negara kepulauan pertama miliki bagan pemisahan air laut