Bank Indonesia genjot transaksi elektronik pada dua sektor
8 Juli 2019 08:34 WIB
Asisten Manajer Fungsi Elektronifikasi Pembayaran Daerah, Operasional Sistem Pembayaran BI Sulsel Maudy Halim disela Media Gathering yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulsel. ANTARA Foto / Suriani Mappong
Makassar (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) bersama instansi terkait bertekad mengoptimalkan dua sektor yakni transportasi dan bantuan sosial dalam menggenjot transaksi secara elektronik.
"Setelah pemerintah menyepakati 12 program sinergi untuk mendorong inovasi dan meningkatkan transaksi elektronik, maka BI memfokuskan dua sektor tersebut untuk menggenjot transaksi secara elektronik," kata Asisten Manajer Fungsi Elektronifikasi Pembayaran Daerah, Operasional Sistem Pembayaran BI Sulsel Maudy Halim di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin.
Dia mengatakan sistem elektronik dinilai efisien dan mampu meningkatkan efektivitas layanan publik, dan mendukung transparansi keuangan pemerintah.
Tak heran jika dari hasil survei tergambar bahwa semakin tinggi transaksi secara elektronik pada suatu negara, makin semakin tinggi pula tingkat trasparansinya dan praktik korupsi makin rendah.
Sementara sebaliknya, lanjut dia, jika semakin tinggi transaksi menggunakan uang tunai, maka ada kecenderung tingkat korupsi juga tinggi akibat transparansi keuangan yang rendah.
Maudy menjelaskan pada 2019 transaksi eletronifikasi akan terus ditingkatkan sejalan dengan program pemerintah untuk mendorong keuangan inklusif yang ditargetkan tercapai 75 persen melalui sejumlah strategi yang sudah disiapkan
Dari dua sektor yang digenjot dalam melakukan transaksi secara elektronik itu, khusus jenis bantuan sosial yang telah menggunakan uang nontunai sejak 2016 adalah Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang sebelumnya dikenal dengan istilah Rastra atau beras sejahtera.
Berdasarkan data BI diketahui dari 33 provinsi di Indonesia, tercatat 198 pemerintah kabupaten dan 65 kota sudah memiliki aturan terkait dengan transaksi elektronik pemerintah daerah. Melalui transaksi elektronik itu diyakini mampu menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD) hingga 11,1 persen.
Sebagai gambaran, di Sulawesi Selatan pertumbuhan transaksi elektronik cukup signifikan. Khusus di Kota Makassar sudah memiliki sejumlah program dengan memanfaatkan transaksi secara elektronik seperti e-budgeting dan e-parking.
Baca juga: Nilai transaksi uang elektronik capai Rp1,64 triliun
"Setelah pemerintah menyepakati 12 program sinergi untuk mendorong inovasi dan meningkatkan transaksi elektronik, maka BI memfokuskan dua sektor tersebut untuk menggenjot transaksi secara elektronik," kata Asisten Manajer Fungsi Elektronifikasi Pembayaran Daerah, Operasional Sistem Pembayaran BI Sulsel Maudy Halim di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin.
Dia mengatakan sistem elektronik dinilai efisien dan mampu meningkatkan efektivitas layanan publik, dan mendukung transparansi keuangan pemerintah.
Tak heran jika dari hasil survei tergambar bahwa semakin tinggi transaksi secara elektronik pada suatu negara, makin semakin tinggi pula tingkat trasparansinya dan praktik korupsi makin rendah.
Sementara sebaliknya, lanjut dia, jika semakin tinggi transaksi menggunakan uang tunai, maka ada kecenderung tingkat korupsi juga tinggi akibat transparansi keuangan yang rendah.
Maudy menjelaskan pada 2019 transaksi eletronifikasi akan terus ditingkatkan sejalan dengan program pemerintah untuk mendorong keuangan inklusif yang ditargetkan tercapai 75 persen melalui sejumlah strategi yang sudah disiapkan
Dari dua sektor yang digenjot dalam melakukan transaksi secara elektronik itu, khusus jenis bantuan sosial yang telah menggunakan uang nontunai sejak 2016 adalah Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang sebelumnya dikenal dengan istilah Rastra atau beras sejahtera.
Berdasarkan data BI diketahui dari 33 provinsi di Indonesia, tercatat 198 pemerintah kabupaten dan 65 kota sudah memiliki aturan terkait dengan transaksi elektronik pemerintah daerah. Melalui transaksi elektronik itu diyakini mampu menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD) hingga 11,1 persen.
Sebagai gambaran, di Sulawesi Selatan pertumbuhan transaksi elektronik cukup signifikan. Khusus di Kota Makassar sudah memiliki sejumlah program dengan memanfaatkan transaksi secara elektronik seperti e-budgeting dan e-parking.
Baca juga: Nilai transaksi uang elektronik capai Rp1,64 triliun
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: