Cibinong, Bogor (ANTARA) - Bupati Bogor, Jawa Barat, Ade Yasin mengambil sejumlah langkah untuk mengantisipasi gagal panen ratusan hektare sawah, ketika beberapa wilayah di kabupaten tersebut mengalami kekeringan akibat memasuki musim kemarau.
"Kekeringan di Kabupaten Bogor sudah terjadi di beberapa kecamatan, tetapi ini kita langkah prefentif mengairi sawah menggunakan air yang dibawa melalui tanki," ujarnya kepada ANTARA di Bogor, Minggu.
Menurutnya, beberapa kekeringan sebagian besar terjadi di sebelah Timur Kabupaten Bogor, seperti Kecamatan Jonggol, Cariu, dan Sukamakmur. Ia memasok air dari sungai di wilayah terdekat ke sawah-sawah yang mengalami kekeringan.
Baca juga: Dampak kekeringan, petani di Bekasi diimbau tunda tanam padi
"Karena sumber-sumber air agak sedikit sulit untuk disedot, jadi kita ambil dari beberapa wilayah terdekat yang ada sungainya untuk sawah yang kekeringan, tapi untuk air minum dari BPBD," kata politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.
Meski mengalami kekeringan, Ade Yasin memastikan bahwa ratusan hektare di wilayah Timur Kabupaten Bogor tidak gagal panen, karena padi-padi yang terpaksa disemprot air secara manual itu menurutnya masih nampak tumbuh.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikulturan dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor, Siti Nurianti mengatakan bahwa tak mudah untuk menangani kekeringan sejumlah sawah di wilayah timur Kabupaten Bogor, karena lokasinya terbilang sulit dijangkau.
"Untuk bantuan air pun sulit karena sumber air terdekat dengan lokasi sawah jaraknya lebih dari dua kilometer," kata Nurianti.
Meski begitu, dia memastikan kekeringan tidak akan mengganggu produksi beras untuk kebutuhan beras unggulan Kabupaten Bogor, yakni beras Carita Makmur.
"Aman. Karena masih ada pasokan dari wilayah penghasil beras lain seperti Sukamakmur, Tanjungsari, Dramaga, Leuwisadeng, Cijeruk, Caringin, Tenjolaya, Pamijahan dan lainnya," tuturnya.
Bogor alami kekeringan, Bupati antisipasi gagal panen
7 Juli 2019 14:49 WIB
Bupati Bogor, Jawa Barat, Ade Yasin. (M Fikri Setiawan).
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: