Palembang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan mengimbau masyarakat tidak melakukan pembakaran untuk membuka lahan pada musim kemarau sekarang ini guna membantu mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

Dengan tidak melakukan pembakaran, masyarakat meringankan tugas Satgas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Satgas Karhutla), kata Kepala BPBD Sumatera Selatan Iriansyah, di Palembang, Sabtu.

Untuk mencegah karhutla penyebab bencana kabut asap, selain memotivasi masyarakat berpartisipasi, pihaknya juga berupaya meningkatkan pengawasan puluhan desa di empat kabupaten yang rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan.

Pada musim kemarau 2019 dilakukan peningkatan pengawasan puluhan desa di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Banyuasin, dan Musi Banyuasin untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang dapat mengakibatkan bencana kabut asap.

"Untuk meningkatkan pencegahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan, pada tahun ini dilakukan penambahan 1.500 petugas dari BPBD kabupaten/kota dan TNI/Polri," ujarnya.

Dia menjelaskan, pada tahun-tahun sebelumnya, pihaknya menyiagakan 7.649 petugas untuk melakukan pengawasan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.

Dengan ditambahnya seribuan lebih tenaga baru, diharapkan masalah kebakaran hutan dan lahan yang dapat menimbulkan bencana kabut asap yang biasa terjadi pada setiap musim kemarau bisa diatasi, katanya.

Selain menambah petugas, BPBD Sumsel juga berupaya mengaktifkan kembali 756 posko kebakaran hutan dan lahan yang digunakan untuk mencegah dan mengatasi kebakaran hutan dan lahan pada tahun lalu.

Menghadapi musim kemarau 2019 ini pengaktifan ratusan posko kebakaran hutan dan lahan karena dinilai cukup efektif mencegah dan mengatasi kebakaran hutan dan lahan, ujarnya.*


Baca juga: Tiga kabupaten ini paling rawan kebakaran hutan dan lahan di Sumsel

Baca juga: 311 titik panas mucul di Sumsel sepanjang Januari-Juni