Balitbangtan ungkap fosfat alam tingkatkan produktivitas jagung
6 Juli 2019 15:15 WIB
Areal pertanaman jagung yang memanfaatkan fosfat alam untuk pemupukan di lahan rawa di Banjarbaru Kalimantan Selatan (dokumentasi Balitbantan Kementan)
Jakarta (ANTARA) - Balai Penelitian Tanah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian mengeluarkan hasil penelitian yang menyebutkan penggunaan fosfat alam pada tanaman jagung mampu meningkatkan produktivitas komoditas pangan tersebut.
Kepala Balai Penelitian Tanah Dr Husnain menyatakan berdasarkan hasil penelitian pihaknya diketahui aplikasi fosfat alam 1 ton per ha dikombinasikan dengan dolomit, pupuk kandang dan pola tanam zig zag dapat meningkatkan produksi jagung mencapai 20 ton per ha.
"Hasil penelitian ini menjadi salah satu inovasi teknologi yang sangat bermanfaat terutama dalam meningkatkan produktifitas jagung sebagai salah satu komoditas unggulan strategis nasional," katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian saat ini produktivitas jagung nasional sekitar 52,41 kuintal per hektar atau sekitar 5,2 ton per hektar pipilan kering.
Baca juga: Fosfat alam dongkrak produksi jagung di lahan masam
Selain meningkatkan produktivitas tanaman, lanjutnya, pemanfaatan fosfat alam lebih ramah lingkungan karena dapat langsung diaplikasi tanpa melalui proses pabrikan.
Dengan sifat lepas lambat dari fosfat alam, tambahnya, efek residu dapat bertahan 4-5 musim tanam dengan hasil produksi yang tetap optimal sehingga dengan memanfaatkan efek residu ini, petani dapat menghemat biaya untuk pemupukan fosfat.
Menurut dia, hasil-hasil yang diperoleh terkait inovasi teknologi pemanfaatan fosfat alam secara langsung ini telah didesiminasikan ke petani-petani di Lampung, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan.
Dengan hasil penelitian yang telah terbukti manfaatnya ini, pihaknya mengharapkan dapat mengubah paradigma penggunaan fosfat baik dari tingkat petani, pemerintah hingga pengambil kebijakan, yaitu dengan mulai memanfaatkan langsung dari sumbernya yaitu fosfat alam.
Baca juga: Fosfat alam terbukti signifikan dongkrak produksi jagung
Sementara itu, terkait penyebarluasan inovasi teknologi pemanfaatan fosfat alam selain dengan kegiatan diseminasi yang telah dilakukan Badan Litbang Kementan, menurut Husnain, juga diperlukan suatu program yang mampu mendukung seperti bantuan ataupun subsidi terhadap petani dalam memperoleh fosfat alam.
"Dengan program ini petani akan lebih terdorong untuk menggunakan fosfat alam dalam kegiatan budidaya pertanian mereka," katanya.
Balai Penelitian Tanah Badan Litbang Pertanian bekerjasama dengan OCP, Maroko (perusahaan di bidang pupuk) telah melakukan penelitian terkait pemanfaatan fosfat alam sejak 1989, dan kegiatan penelitian terbaru aplikasi fosfat alam pada tanaman jagung dan kelapa sawit berlangsung sejak 2013 hingga saat ini.
Dalam kegiatan kerjasama penelitian ini, digunakan fosfat alam Maroko yang memiliki kualitas yang baik. Dari segi ketersediaan jangka panjang, Maroko memiliki sekitar 70 persen deposit fosfat alam dunia.
Sebagai bagian dari kerjasama penelitian, pihak OCP mengundang tim peneliti yang terlibat dalam penelitian aplikasi fosfat alam untuk menghadiri workshop The Use of Rock Phosphate to Increase Soil Fertility and Crop Productivity di University Mohammed VI Polytechnic (UM6P), Ben Guerir, Maroko pada awal Juli 2019.
Delegasi Indonesia diwakili Staf Ahli Menteri Bidang Infrastruktur Dedi Nursyamsi, Direktur Tanaman Tahunan Ditjen Perkebunan Irmijati Rachmi Nurbahar, Kepala Balitra Hendri Sosiawan, Kabag Perencanaan Sukim Supandi serta Adha Fatmah Siregar (Peneliti Balittanah) dan Wahida Annisa (Peneliti Balitra).
Pada kesempatan workshop ini, disampaikan hasil-hasil penelitian jangka Panjang aplikasi fosfat alam yang telah dilaksanakan di Indonesia baik pada komoditas jagung maupun kelapa sawit.
Pemaparan hasil penelitian aplikasi fosfat alam mendapat respon positif dari para peserta terutama terkait capaian produsi jagung 20 ton/ha dengan aplikasi langsung fosfat alam dan sistem zigzag.
Baca juga: Mentan imbau petani jagung terapkan teknologi tanam zigzag
Baca juga: PT TWC bantu pengembangan budidaya jagung petani Magelang
Kepala Balai Penelitian Tanah Dr Husnain menyatakan berdasarkan hasil penelitian pihaknya diketahui aplikasi fosfat alam 1 ton per ha dikombinasikan dengan dolomit, pupuk kandang dan pola tanam zig zag dapat meningkatkan produksi jagung mencapai 20 ton per ha.
"Hasil penelitian ini menjadi salah satu inovasi teknologi yang sangat bermanfaat terutama dalam meningkatkan produktifitas jagung sebagai salah satu komoditas unggulan strategis nasional," katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian saat ini produktivitas jagung nasional sekitar 52,41 kuintal per hektar atau sekitar 5,2 ton per hektar pipilan kering.
Baca juga: Fosfat alam dongkrak produksi jagung di lahan masam
Selain meningkatkan produktivitas tanaman, lanjutnya, pemanfaatan fosfat alam lebih ramah lingkungan karena dapat langsung diaplikasi tanpa melalui proses pabrikan.
Dengan sifat lepas lambat dari fosfat alam, tambahnya, efek residu dapat bertahan 4-5 musim tanam dengan hasil produksi yang tetap optimal sehingga dengan memanfaatkan efek residu ini, petani dapat menghemat biaya untuk pemupukan fosfat.
Menurut dia, hasil-hasil yang diperoleh terkait inovasi teknologi pemanfaatan fosfat alam secara langsung ini telah didesiminasikan ke petani-petani di Lampung, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan.
Dengan hasil penelitian yang telah terbukti manfaatnya ini, pihaknya mengharapkan dapat mengubah paradigma penggunaan fosfat baik dari tingkat petani, pemerintah hingga pengambil kebijakan, yaitu dengan mulai memanfaatkan langsung dari sumbernya yaitu fosfat alam.
Baca juga: Fosfat alam terbukti signifikan dongkrak produksi jagung
Sementara itu, terkait penyebarluasan inovasi teknologi pemanfaatan fosfat alam selain dengan kegiatan diseminasi yang telah dilakukan Badan Litbang Kementan, menurut Husnain, juga diperlukan suatu program yang mampu mendukung seperti bantuan ataupun subsidi terhadap petani dalam memperoleh fosfat alam.
"Dengan program ini petani akan lebih terdorong untuk menggunakan fosfat alam dalam kegiatan budidaya pertanian mereka," katanya.
Balai Penelitian Tanah Badan Litbang Pertanian bekerjasama dengan OCP, Maroko (perusahaan di bidang pupuk) telah melakukan penelitian terkait pemanfaatan fosfat alam sejak 1989, dan kegiatan penelitian terbaru aplikasi fosfat alam pada tanaman jagung dan kelapa sawit berlangsung sejak 2013 hingga saat ini.
Dalam kegiatan kerjasama penelitian ini, digunakan fosfat alam Maroko yang memiliki kualitas yang baik. Dari segi ketersediaan jangka panjang, Maroko memiliki sekitar 70 persen deposit fosfat alam dunia.
Sebagai bagian dari kerjasama penelitian, pihak OCP mengundang tim peneliti yang terlibat dalam penelitian aplikasi fosfat alam untuk menghadiri workshop The Use of Rock Phosphate to Increase Soil Fertility and Crop Productivity di University Mohammed VI Polytechnic (UM6P), Ben Guerir, Maroko pada awal Juli 2019.
Delegasi Indonesia diwakili Staf Ahli Menteri Bidang Infrastruktur Dedi Nursyamsi, Direktur Tanaman Tahunan Ditjen Perkebunan Irmijati Rachmi Nurbahar, Kepala Balitra Hendri Sosiawan, Kabag Perencanaan Sukim Supandi serta Adha Fatmah Siregar (Peneliti Balittanah) dan Wahida Annisa (Peneliti Balitra).
Pada kesempatan workshop ini, disampaikan hasil-hasil penelitian jangka Panjang aplikasi fosfat alam yang telah dilaksanakan di Indonesia baik pada komoditas jagung maupun kelapa sawit.
Pemaparan hasil penelitian aplikasi fosfat alam mendapat respon positif dari para peserta terutama terkait capaian produsi jagung 20 ton/ha dengan aplikasi langsung fosfat alam dan sistem zigzag.
Baca juga: Mentan imbau petani jagung terapkan teknologi tanam zigzag
Baca juga: PT TWC bantu pengembangan budidaya jagung petani Magelang
Pewarta: Subagyo
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019
Tags: