Pengamat: Ojek daring mestinya terintegrasi dengan angkutan umum
5 Juli 2019 22:27 WIB
Sejumlah saksi menunjukkan kondisi motor yang dibawa pengemudi ojek daring kepada Kanit Reskrim Polsek Tambora AKP Supriyatin (kiri) setelah kecelakaan tunggal di Jalan Bandengan Utara RT 02/ RW 11 Kelurahan Pekojan Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Jumat (5-7-2019). (Foto: Abdu Faisal) (ANTARAnews/ Abdu Faisal)
Jakarta (ANTARA) - Pengamat Transportasi, Azas Tigor, menilai keberadaan ojek daring saat ini mestinya terintegrasi dengan angkutan umum lainnya di Jakarta sehingga bisa bekerja sama.
"Supaya enggak semrawut seperti sekarang," ujar Azas lewat sambungan telepon, Jumat (5/7).
Baca juga: Pengamat: Pemerintah harus tegas tegakkan aturan bagi ojek daring
Menurut Tigor, menempatkan ojek daring agar bisa terintegrasi dengan angkutan lainnya tentu harus berkoordinasi dengan Pemda setempat.
"Bukannya sekarang penyedia jasa ojek daring juga menyediakan bus online, kenapa nggak dikombinasikan saja?" ujar Tigor.
Baca juga: Kemenhub tidak melarang ojek daring berikan diskon
Menurut Tigor, keberadaan ojek daring memang secara kenyataan masih dibutuhkan. Sementara keberadaan angkutan umum dirasakan belum memadai.
"Masyarakat kan butuh bertransportasi cepat, dipilih online karena online lebih cepat," kata Tigor.
Sementara fenomena ojek daring menggunakan sepeda motor, menurut dia tidak akan bertahan lama bila angkutan umum yang ada sudah dibenahi.
"Kalau ojek motor itu cuma jarak dekat harusnya. Itu karena Pemda DKI Jakarta belum membereskan angkutan umumnya, di India 'kan begitu," ujar Tigor.
"Supaya enggak semrawut seperti sekarang," ujar Azas lewat sambungan telepon, Jumat (5/7).
Baca juga: Pengamat: Pemerintah harus tegas tegakkan aturan bagi ojek daring
Menurut Tigor, menempatkan ojek daring agar bisa terintegrasi dengan angkutan lainnya tentu harus berkoordinasi dengan Pemda setempat.
"Bukannya sekarang penyedia jasa ojek daring juga menyediakan bus online, kenapa nggak dikombinasikan saja?" ujar Tigor.
Baca juga: Kemenhub tidak melarang ojek daring berikan diskon
Menurut Tigor, keberadaan ojek daring memang secara kenyataan masih dibutuhkan. Sementara keberadaan angkutan umum dirasakan belum memadai.
"Masyarakat kan butuh bertransportasi cepat, dipilih online karena online lebih cepat," kata Tigor.
Sementara fenomena ojek daring menggunakan sepeda motor, menurut dia tidak akan bertahan lama bila angkutan umum yang ada sudah dibenahi.
"Kalau ojek motor itu cuma jarak dekat harusnya. Itu karena Pemda DKI Jakarta belum membereskan angkutan umumnya, di India 'kan begitu," ujar Tigor.
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019
Tags: