Jakarta (ANTARA) - Pengamat politik Universitas Al Azhar Jakarta, Ujang Komaruddin menilai tidak etis partai politik seperti PKB meminta jatah kursi menteri kepada Presiden terpilih Joko Widodo karena mengangkat menteri adalah hak prerogatif Presiden.
"Permintaan 10 kursi menteri oleh PKB kurang etis, terlalu banyak. Jika kita berkaca pada sistem presidensial, maka urusan mengangkat menteri adalah hak prerogatif presiden," kata Ujang di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan dalam sistem presidensial yang dianut Indonesia, urusan mengangkat menteri adalah hak prerogatif Presiden bukan permintaan partai politik.
Baca juga: Presiden Jokowi temui fungsionaris PKB di Istana Merdeka
Ujang menegaskan, Presiden terpilih Jokowi tidak bisa tunduk dan patuh pada permintaan PKB tersebut karena hak menentukan menteri ada di Jokowi, bukan partai.
"Jika ada 34 kementerian, lalu PKB minta 10 kursi menteri, partai lainnya berapa? PDIP dan Golkar yang suaranya di atas PKB pasti minta jatah lebih banyak," ujarnya.
Menurut dia, apabila masing-masing partai koalisi Jokowi-Ma'ruf meminta jatah menteri yang banyak, maka itu tidak rasional dan tidak etis.
Baca juga: Cak Imin incar posisi Ketua MPR
Dia menyarankan Presiden terpilih Jokowi proporsional membagi jatah kursi menteri dan jangan terpengaruh berbagai permintaan partai politik.
Sebelumnya, Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar mengatakan partainya layak mendapatkan jatah kursi menteri dalam kabinet yang akan disusun Jokowi-Ma'ruf.
"Insya Allah usulan kami akan mendapatkan perhatian khusus namun saya tidak tahu berapa jumlahnya. Saya tidak berani berharap, berdoa saja," kata Muhaimin sebelum bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/7).
Dia mengaku sudah mengusulkan setidaknya 10 nama calon menteri kepada Presiden terpilih Jokowi.
Baca juga: PKB tetap berharap dapat jatah 10 menteri
Selain PKB, Partai Nasdem pun juga mengusulkan jumlah kursi di kabinet Jokowi-Ma'ruf.
Anggota Dewan Pakar Partai Nasdem Taufiqulhadi menilai partainya berhak mendapatkan kursi 11 menteri karena perolehan suara Nasdem di Pemilu 2019 lebih banyak dari PKB.
"Perolehan suara Nasdem di Pemilu 2019 lebih besar daripada PKB di DPR RI, karena itu sudah sepantasnya Nasdem mengusulkan 11 menteri," kata Taufiqulhadi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (3/7).
Baca juga: PDIP: Tidak salah PKB-NasDem minta 10-11 menteri
Dia mengatakan saat ini belum ada pembicaraan resmi terkait kursi menteri namun bisa saja Nasdem mempertahankan jumlahnya seperti di Kabinet Indonesia Kerja.
Menurut dia, perolehan suara Nasdem di Pemilu 2019 meningkat dibandingkan Pemilu 2014 dan kemungkinan jatah kursi yang diterima bisa bertambah.
Pengamat nilai tidak etis PKB minta jatah menteri
5 Juli 2019 20:57 WIB
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komaruddin (istimewa)
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019
Tags: