Yogyakarta garap "Dodolan Kampung" kembangkan potensi wilayah
5 Juli 2019 15:55 WIB
Salah satu potensi wisata yang dimiliki kampung yang dikembangkan untuk pemberdayaan wilayah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat (DPMPPA Kota Yogyakarta)
Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta terus berusaha menghidupkan berbagai sektor unggulan yang menjadi potensi dari masing-masing wilayah atau kampung, di antaranya melalui program “Dodolan Kampung” yang sudah dilaksanakan di 18 kelurahan.
“Setiap kampung yang sudah kami kunjungi memiliki potensi yang berbeda-beda dan kami meyakini jika potensi ini digarap dengan serius maka akan memberikan dampak yang baik kepada warga, salah satunya peningkatan ekonomi,” kata Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perlindungan Perempuan dan Anak (DPMPPA) Kota Yogyakarta Retnaningtyas di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, program Dodolan Kampung memiliki tiga arti yaitu “do dolan neng kampung” atau bermain ke kampung, mengenalkan kampung ke publik, dan menghidupkan kampung untuk sarana silaturahmi. Selain itu, program tersebut juga memiliki arti menjual seluruh potensi yang dimiliki kampung.
Potensi yang dijual bisa berupa hasil atau produk usaha kecil mikro maupun potensi wisata sehingga memacu kreativitas masyarakat yang tinggal di kampung tersebut.
“Arti lain dari program ini adalah ‘Ngedol Kampung’ dengan membuat branding kampung sehingga menarik pihak di luar kampung untuk berpartisipasi di kampung tersebut. Kegiatan ini dilakukan untuk menuju keberdayaan kampung,” katanya.
Sejumlah kelurahan yang sudah menjalankan program Do Dolan Kampung di antaranya di Kelurahan Warungboto, Kelurahan Patangpuluhan, Kelurahan Wirogunan, dan Kelurahan Giwangan.
Baca juga: Kemendes pastikan fokus dana desa untuk pemberdayaan masyarakat
Potensi unggulan yang dimiliki tiap kampung bermacam-macam, mulai dari potensi kuliner, kerajinan, budaya yang diwujudkan dalam berbagai bentuk seperti pemanfaatan selokan untuk perikanan, pemanfaatan tembok untuk bercocok tanam sayur mayur, muralisasi, hingga kampung 3D.
“Sejauh ini, masyarakat kampung cukup antusias. Seluruh potensi yang ingin ditonjolkan masyarakat adalah hasil inisiatif warga dengan dana swadaya. Program pemberdayaan kampung ini juga mulai mendapat pendampingan dari kecamatan dan kelurahan,” katanya.
Ia berharap, masyarakat kampung yang semakin kreatif tersebut mampu mengetahui dan dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki mulai dari perencanaan hingga realisasi. “Program ini merupakan bagian dari program besar Pemerintah Kota Yogyakarta yaitu ‘Do It Kampung’. Artinya apa yang bisa dilakukan oleh kampung dan apa yang bisa kampung lakukan sehingga menghasilkan duit. Pada akhirnya, kesejahteraan masyarakat meningkat,” katanya.
Meskipun sudah berjalan di hampir separuh dari seluruh kelurahan yang ada di Kota Yogyakarta, namun Retnaningtyas menyebut, program ini perlu terus dilanjutkan sehingga berbagai kegiatan yang dilakukan masyarakat tidak berhenti di tengah jalan.
“Kami pun butuh bantuan dari instansi lain. Misalnya, usaha yang sudah dirintis warga kampung dapat ditangkap instansi lain untuk dibantu pengembangannya,” katanya.
Sementara itu, Lurah Warungboto Agus Supratikno mengatakan, sangat mendukung program Dodolan Kampung karena mengangkat potensi lokal yang dimiliki masyarakat di tiap kampung. “Ada banyak potensi yang dimiliki masyarakat dan perlu diangkat supaya lebih banyak diketahui publik. Harapannya, ada bantuan promosi dan pemodalan,” katanya.
Agus menyebut, potensi yang dimiliki masyarakat dapat dikembangkan untuk mendukung keberadaan objek wisata unggulan di wilayah tersebut yaitu Situs Warungboto yang mulai banyak dikunjungi wisatawan. “Program ini juga bukan semata-mata berwisata atau berjalan-jalan mengunjungi kampung tetapi wisatawan juga bisa melihat secara dekat potensi unggulan di wilayah,” katanya.
“Setiap kampung yang sudah kami kunjungi memiliki potensi yang berbeda-beda dan kami meyakini jika potensi ini digarap dengan serius maka akan memberikan dampak yang baik kepada warga, salah satunya peningkatan ekonomi,” kata Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perlindungan Perempuan dan Anak (DPMPPA) Kota Yogyakarta Retnaningtyas di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, program Dodolan Kampung memiliki tiga arti yaitu “do dolan neng kampung” atau bermain ke kampung, mengenalkan kampung ke publik, dan menghidupkan kampung untuk sarana silaturahmi. Selain itu, program tersebut juga memiliki arti menjual seluruh potensi yang dimiliki kampung.
Potensi yang dijual bisa berupa hasil atau produk usaha kecil mikro maupun potensi wisata sehingga memacu kreativitas masyarakat yang tinggal di kampung tersebut.
“Arti lain dari program ini adalah ‘Ngedol Kampung’ dengan membuat branding kampung sehingga menarik pihak di luar kampung untuk berpartisipasi di kampung tersebut. Kegiatan ini dilakukan untuk menuju keberdayaan kampung,” katanya.
Sejumlah kelurahan yang sudah menjalankan program Do Dolan Kampung di antaranya di Kelurahan Warungboto, Kelurahan Patangpuluhan, Kelurahan Wirogunan, dan Kelurahan Giwangan.
Baca juga: Kemendes pastikan fokus dana desa untuk pemberdayaan masyarakat
Potensi unggulan yang dimiliki tiap kampung bermacam-macam, mulai dari potensi kuliner, kerajinan, budaya yang diwujudkan dalam berbagai bentuk seperti pemanfaatan selokan untuk perikanan, pemanfaatan tembok untuk bercocok tanam sayur mayur, muralisasi, hingga kampung 3D.
“Sejauh ini, masyarakat kampung cukup antusias. Seluruh potensi yang ingin ditonjolkan masyarakat adalah hasil inisiatif warga dengan dana swadaya. Program pemberdayaan kampung ini juga mulai mendapat pendampingan dari kecamatan dan kelurahan,” katanya.
Ia berharap, masyarakat kampung yang semakin kreatif tersebut mampu mengetahui dan dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki mulai dari perencanaan hingga realisasi. “Program ini merupakan bagian dari program besar Pemerintah Kota Yogyakarta yaitu ‘Do It Kampung’. Artinya apa yang bisa dilakukan oleh kampung dan apa yang bisa kampung lakukan sehingga menghasilkan duit. Pada akhirnya, kesejahteraan masyarakat meningkat,” katanya.
Meskipun sudah berjalan di hampir separuh dari seluruh kelurahan yang ada di Kota Yogyakarta, namun Retnaningtyas menyebut, program ini perlu terus dilanjutkan sehingga berbagai kegiatan yang dilakukan masyarakat tidak berhenti di tengah jalan.
“Kami pun butuh bantuan dari instansi lain. Misalnya, usaha yang sudah dirintis warga kampung dapat ditangkap instansi lain untuk dibantu pengembangannya,” katanya.
Sementara itu, Lurah Warungboto Agus Supratikno mengatakan, sangat mendukung program Dodolan Kampung karena mengangkat potensi lokal yang dimiliki masyarakat di tiap kampung. “Ada banyak potensi yang dimiliki masyarakat dan perlu diangkat supaya lebih banyak diketahui publik. Harapannya, ada bantuan promosi dan pemodalan,” katanya.
Agus menyebut, potensi yang dimiliki masyarakat dapat dikembangkan untuk mendukung keberadaan objek wisata unggulan di wilayah tersebut yaitu Situs Warungboto yang mulai banyak dikunjungi wisatawan. “Program ini juga bukan semata-mata berwisata atau berjalan-jalan mengunjungi kampung tetapi wisatawan juga bisa melihat secara dekat potensi unggulan di wilayah,” katanya.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: