Jakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyatakan kesiapannya untuk memasok air bersih bagi warga yang terdampak kekeringan akibat musim kemarau.

"Kami akan memasok kebutuhan air bersih bagi warga yang terdampak kekeringan," ujar Kepala BPBD DKI Jakarta, Subejo di Jakarta, Jumat.

Subejo mengatakan kesiapan BPBD dalam mengantisipasi dampak kemarau dengan menyiagakan mobil tanki air untuk didistribusikan ke warga yang membutuhkan.

Baca juga: BMKG imbau warga DKI Jakarta bijak gunakan air

Baca juga: BMKG : DKI Jakarta bersiap hadapi kekeringan

Menurut dia, tanki air bersih dengan kapasitas 2.500, 4.000 dan 10.000 liter sudah bisa diterjunkan apabila terdapat laporan warga yang kekurangan air bersih.

"Bisa dimanfaatkan kalau memang dibutuhkan saat kekeringan," kata dia.

BPBD juga akan berkoordinasi dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) PAM Jaya sebagai pemasok air bersih di seluruh wilayah di Jakarta.

"Kami akan pasok air bersih dengan berkoordinasi juga dengan PDAM untuk mengantisipasi kekurangan air bersih," katanya.

Ia mengimbau kepada warga untuk bijak dalam memanfaatkan penggunaan air bersih saat musim kemarau ini. BPBD juga meminta warga untuk dilakukan inventarisasi sumber-sumber air di wilayah rawan terdampak kekeringan untuk antisipasi kekeringan jangka panjang.

"Kami imbau agar masyarakat gunakan air dengan bijak dan seperlunya. Hemat air saat musim kemarau ini," kata dia.

Baca juga: DKI pertimbangkan hujan buatan atasi musim kemarau

Baca juga: Pemprov DKI ajak warga menabung air

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat memprakirakan puncak musim kemarau di wilayah DKI Jakarta akan berlangsung pada bulan September 2019 sehingga wilayah ibu kota harus bersiap mengatasi kekeringan.

Kepala Staf Sub Bidang Analisis Informasi Iklim BMKG Pusat, Adi Ripaldi mengatakan kemarau baru berjalan dua bulan namun sudah ada wilayah yang melaporkan kesulitan air.

Ia mengatakan saat ini sudah ada wilayah di DKI Jakarta yang berstatus siaga kekeringan terutama di Jakarta Utara. Dengan begitu, perlu diwaspadai oleh pemerintah daerah agar melakukan upaya antisipasi kekeringan.

Berdasarkan monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) dua wilayah di Kota Administrasi Jakarta Utara yang sudah masuk HTH sangat panjang yakni 30 sampai 61 hari.
Baca juga: DKI pun siaga kekeringan
Baca juga: 1.040 hektare sawah di Ciamis terancam puso