1.040 hektare sawah di Ciamis terancam puso
5 Juli 2019 11:35 WIB
Ilustrasi - Buruh tani memanen padi di areal sawah yang mengering Desa Kertaraharja, Ciamis, Jawa Barat, Jumat (7/8). ( ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)
Jakarta (ANTARA) - Sawah seluas 1.040 hektare di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat terancam gagal panen atau puso akibat kekeringan, kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Rita Rosita.
"Selain 1.040 hektare sawah terancam puso, hingga Kamis (4/7) kekeringan juga berdampak pada 649 kepala keluarga atau 1.806 jiwa," kata dia melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan kekeringan di Kabupaten Ciamis melanda enam kecamatan sejak awal musim kemarau yang dimulai pada Juni. Sebanyak enam kecamatan tersebut, adalah Labok, Banjarsari, Banjaranyar, Purwadadi, Pamarican. dan Ciamis.
Rita mengatakan permasalahan yang dihadapi masyarakat setempat adalah sumber air bersih yang jauh dan bak penampungan air yang jumlahnya kurang.
Selain itu, kata dia, akses jalan menuju lokasi air yang kecil juga tidak bisa dijangkau kendaraan.
"Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ciamis telah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian setempat sebagai upaya untuk menanggulangi dampak kekeringan tersebut," kata dia.
BPBD Kabupaten Ciamis telah menyalurkan bantuan berupa satu tangki air bersih berkapasitas 5.000 liter.
Baca juga: Irigasi ambrol, seribuan hektare sawah di Cianjur terancam puso
Baca juga: Dinas Pertanian Purwakarta siapkan antisipasi sawah puso
"Selain 1.040 hektare sawah terancam puso, hingga Kamis (4/7) kekeringan juga berdampak pada 649 kepala keluarga atau 1.806 jiwa," kata dia melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan kekeringan di Kabupaten Ciamis melanda enam kecamatan sejak awal musim kemarau yang dimulai pada Juni. Sebanyak enam kecamatan tersebut, adalah Labok, Banjarsari, Banjaranyar, Purwadadi, Pamarican. dan Ciamis.
Rita mengatakan permasalahan yang dihadapi masyarakat setempat adalah sumber air bersih yang jauh dan bak penampungan air yang jumlahnya kurang.
Selain itu, kata dia, akses jalan menuju lokasi air yang kecil juga tidak bisa dijangkau kendaraan.
"Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ciamis telah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian setempat sebagai upaya untuk menanggulangi dampak kekeringan tersebut," kata dia.
BPBD Kabupaten Ciamis telah menyalurkan bantuan berupa satu tangki air bersih berkapasitas 5.000 liter.
Baca juga: Irigasi ambrol, seribuan hektare sawah di Cianjur terancam puso
Baca juga: Dinas Pertanian Purwakarta siapkan antisipasi sawah puso
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019
Tags: