Sydney (ANTARA) - Harga minyak mentah turun di perdagangan Asia pada Jumat pagi, tertekan oleh kekhawatiran atas prospek pertumbuhan ekonomi global.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun 1,1 persen menjadi diperdagangkan di 56,71 dolar AS per barel pada pukul 00.42 GMT (07.42 WIB).

Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent melemah 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 63,23 dolar AS per barel, setelah ditutup turun 0,8 persen pada perdagangan Kamis (4/7/2019).

"Kekhawatiran atas melemahnya permintaan melebihi masalah pasokan," kata ANZ Bank dalam catatan penelitian.

"Lemahnya data ekonomi di awal pekan ini memberikan gambaran untuk prospek bearish."

Pesanan baru untuk barang-barang pabrik AS turun untuk bulan kedua berturut-turut pada Mei, data pemerintah menunjukkan pada Rabu (3/7/2019), memicu kekhawatiran ekonomi.

Badani Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu (3/7/2019) melaporkan penurunan mingguan 1,1 juta barel dalam persediaan minyak mentah, jauh lebih kecil dari penarikan 5,0 juta barel yang dilaporkan oleh American Petroleum Institute (API) pada awal pekan ini.

Itu menunjukkan permintaan minyak di Amerika Serikat, konsumen minyak mentah terbesar di dunia, bisa melambat di tengah tanda-tanda melemahnya ekonomi.

Pelemahan di pasar minyak terjadi meskipun ada ketegangan di Timur Tengah, yang mengancam rute pasokan.

Marinir Kerajaan Inggris menangkap sebuah kapal tanker minyak raksasa Iran di Gibraltar pada Kamis (4/7/2019) karena mencoba untuk membawa minyak ke Suriah dalam pelanggaran sanksi Uni Eropa, sebuah langkah dramatis yang memancing kemarahan Teheran dan dapat meningkatkan konfrontasinya dengan Barat.