Jakarta (ANTARA) - Direktorat Kesenian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melangsungkan Gelar Tari Remaja sebagai bentuk pendidikan karakter melalui olah rasa.

Pentas tari yang diselenggarakan di Gedung Kesenian Jakarta pada 2-4 Juli tersebut melibatkan 33 sanggar dari 33 provinsi.

Direktur Kesenian, Restu Gunawan melalui siaran pers di Jakarta, Kamis, menyampaikan bahwa melalui seni, anak akan belajar hal-hal lain yang dapat membantu pembentukan karakter.

“Jadi di dalam kesenian itu kan kita mengenal toleransi, mengenal demokrasi, kerja sama dan lain sebagainya. Ini adalah salah satu implementasi pendidikan karakter,” kata dia.

Restu melanjutkan bahwa tidak hanya intelektualnya yang cerdas, religiusnya yang baik, maupun jasmaninya yang sehat, olah rasa yang baik juga penting.

Karena dalam Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), tidak hanya ada olah pikir, tetapi juga olah hati, olah raga, dan olah rasa.

Dalam penguatan pendidikan karakter, menurut dia, olah rasa merupakan salah satu cara yang dapat dijadikan jalan dalam membantu membangun karakter anak. Tidak hanya logika saja, naluri akan keindahan pun memiliki peran penting dalam membentuk karakter.

Selain untuk pendidikan karekter, Gelar Tari Remaja 2019 juga sebagai implementasi Undang-undang Pemajuan Kebudayaan, yaitu menghadirkan ruang berkesenian kepada publik. Diharapkan 33 komunitas ini akan mendorong pertumbuhan komunitas-komunitas seni lain di masing-masing provinsi mereka.

Baca juga: Berlatih tari tradisional jadi alternatif lepas penat usai bekerja

Baca juga: Rejang renteng tampilkan olah rasa, bukan "olah raga"