Pemadaman kebakaran hutan kerap terkendala minimnya akses
4 Juli 2019 18:36 WIB
Ilustrasi - Anggota DPR RI asal Kalteng Hamdani (kanan) bersama dengan Danlanud Iskandar Ucok E Hutajulu (tengah) serta para pilot heli waterbombing. (Ist)
Palembang (ANTARA) - Pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan kerap terkendala minimnya akses sehingga pemboman air menggunakan helikopter menjadi satu-satunya solusi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Iriansyah di Palembang, Kamis, mengatakan, saat ini terdapat empat helikopter untuk waterbombing yang disiagakan di Pangkalan Udara SMH Palembang sejak beberapa bulan lalu.
"Keberadaan helikopter waterbombing ini menjadi kebutuhan utama di Sumsel karena kondisi yang mengharuskannya. Akses sangat minim, dan sumber air sangat terbatas," kata dia.
Empat helikopter yang disiagakan itu, satu unit helikopter WB Mi-8 UR-CNC, satu unit Mi-8 RA 22583, satu unit Mi-8 RA 22747 dan satu unit Mi-8 RDPL 34140.
Menurut Iriansyah, bukan hanya untuk pemboman air, helikopter waterbombing itu juga dimanfaatkan untuk pendinginan areal yang terbakar.
Hanya saja, persoalan muncul ketika kebakaran terjadi di malam hari. "Helikopter waterbombing ini berdasarkan SOP-nya tidak boleh digunakan malam hari. Jadi mau tidak mau, helikopter ini hanya bisa dimaksimalkan di siang hari," kata dia.
Terlepas dari persoalan tersebut, BPBD sejatinya lebih mengedepankan kegiatan pengurangan risiko (mitigasi) dengan mengandeng beberapa instansi terkait.
Masyarakat selalu diedukasi untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar. Untuk memastikan ini, petugas kepolisian sudah membuat posko di desa-desa yang rawan terbakar selama ini.
Selain itu, pemerintah juga memastikan kesiapan sarana dan prasarana penanggulangan kebakaran dari perusahaan Hutan Tanam Industri, serta memastikan setiap sekat kanal berfungsi.
Hal ini sangat penting karena Sumsel memiliki sekitar 1,4 juta lahan gambut yang tersebar di beberapa kabupaten seperti di Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin, Musi Rawas dan lain-lain.
Sementara jumlah hutan dan lahan yang rawan terbakar terdata 8.370.281 hektare, terdiri dari kawasan hutan 3.478.468 hektare, perkebunan 1.800.000 hektare, pertanian 752.000 hektare, lahan lain 1.564.320 hektare dan lahan gambut 1.483.862 hektare.
Lokasinya tersebar di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Banyuasin, Muara Enim dan Musi Rawas.*
Baca juga: Tiga kabupaten ini paling rawan kebakaran hutan dan lahan di Sumsel
Baca juga: 311 titik panas mucul di Sumsel sepanjang Januari-Juni
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Iriansyah di Palembang, Kamis, mengatakan, saat ini terdapat empat helikopter untuk waterbombing yang disiagakan di Pangkalan Udara SMH Palembang sejak beberapa bulan lalu.
"Keberadaan helikopter waterbombing ini menjadi kebutuhan utama di Sumsel karena kondisi yang mengharuskannya. Akses sangat minim, dan sumber air sangat terbatas," kata dia.
Empat helikopter yang disiagakan itu, satu unit helikopter WB Mi-8 UR-CNC, satu unit Mi-8 RA 22583, satu unit Mi-8 RA 22747 dan satu unit Mi-8 RDPL 34140.
Menurut Iriansyah, bukan hanya untuk pemboman air, helikopter waterbombing itu juga dimanfaatkan untuk pendinginan areal yang terbakar.
Hanya saja, persoalan muncul ketika kebakaran terjadi di malam hari. "Helikopter waterbombing ini berdasarkan SOP-nya tidak boleh digunakan malam hari. Jadi mau tidak mau, helikopter ini hanya bisa dimaksimalkan di siang hari," kata dia.
Terlepas dari persoalan tersebut, BPBD sejatinya lebih mengedepankan kegiatan pengurangan risiko (mitigasi) dengan mengandeng beberapa instansi terkait.
Masyarakat selalu diedukasi untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar. Untuk memastikan ini, petugas kepolisian sudah membuat posko di desa-desa yang rawan terbakar selama ini.
Selain itu, pemerintah juga memastikan kesiapan sarana dan prasarana penanggulangan kebakaran dari perusahaan Hutan Tanam Industri, serta memastikan setiap sekat kanal berfungsi.
Hal ini sangat penting karena Sumsel memiliki sekitar 1,4 juta lahan gambut yang tersebar di beberapa kabupaten seperti di Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin, Musi Rawas dan lain-lain.
Sementara jumlah hutan dan lahan yang rawan terbakar terdata 8.370.281 hektare, terdiri dari kawasan hutan 3.478.468 hektare, perkebunan 1.800.000 hektare, pertanian 752.000 hektare, lahan lain 1.564.320 hektare dan lahan gambut 1.483.862 hektare.
Lokasinya tersebar di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Banyuasin, Muara Enim dan Musi Rawas.*
Baca juga: Tiga kabupaten ini paling rawan kebakaran hutan dan lahan di Sumsel
Baca juga: 311 titik panas mucul di Sumsel sepanjang Januari-Juni
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
Tags: