Produk kopi kelompok tani Jawa Timur tembus pasar Perancis
4 Juli 2019 18:07 WIB
Ketua Kelompok Tani Samadi Desa Jatiarjo, Kabupaten Pasuruan, Nur Hidayat, berjabat tangan dengan Ketua Umum Lembaga Rumah Dagang Indonesia (LRDI) Diebel Effendi, usai menandatangani kesepakatan ekspor kopi ke Prancis, di Desa Jatiarjo, Kabupaten Pasuruan, Kamis, (4/7/2019). (Vicki Febrianto)
Pasuruan, Jawa Timur (ANTARA) - Produk kopi dari Kelompok Tani Sumber Makmur Abadi (Samadi) binaan Bank Indonesia Malang berhasil menembus pasar ekspor Perancis, yang diharapkan mampu menjadi langkah awal mendorong peningkatan ekspor.
Ketua Kelompok Tani Samadi Desa Jatiarjo, Kabupaten Pasuruan, Nur Hidayat, Kamis mengatakan untuk tahap awal ekspor kopi jenis arabika dan robusta yang ditanam di lereng Gunung Arjuno tersebut, akan dikirim kurang lebih sebanyak 22 ton.
"Kami sudah ada kerja sama, hasil produksi akan diekspor kurang lebih sebanyak 22 ton ke Prancis untuk memasok kebutuhan café," kata Hidayat, di Desa Jatiarjo, Kabupaten Pasuruan.
Kelompok Tani Samadi, menandatangani kesepakatan kerja sama dengan Lembaga Rumah Dagang Indonesia (LRDI) untuk ekspor kopi yang baru pertama kali dilakukan. Selama ini, hasil produksi kopi para petani itu, dijual untuk pasar lokal di Indonesia.
Saat ini, sudah ada kurang lebih sebanyak 19 ton biji kopi yang tengah disiapkan untuk ekspor ke Prancis. Rencananya, untuk pengiriman awal akan mulai dilakukan pada November 2019, yang diharapkan bisa berkelanjutan untuk ke depannya.
Untuk biji kopi jenis arabika, harga per kilogramnya dipatok dengan harga Rp85.000 per kilogram, sementara untuk jenis robusta dengan harga Rp45.000 per kilogram. Cita rasa yang ada dari kopi arabika yang dihasilkan, memiliki keunikan tersendiri seperti aroma buah dan karamel, yang digemari pasar eropa.
"Ada aroma buah dan karamel untuk kopi arabika. Produk kami nantinya akan memasok kebutuhan cafe yang ada di Prancis," ujar Hidayat.
Sementara itu, Ketua LRDI Diebel Effendi mengatakan upaya untuk menggandeng para petani tersebut merupakan salah satu langkah untuk memperkuat peranan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) khususnya dalam meningkatkan ekspor.
"Potensi ekspor produk pertanian dan perkebunan itu cukup besar, namun, di luar negeri masih tidak banyak produk dari Indonesia, kebanyakan dari Vietnam dan Thailand," kata Diebel.
Diebel menjelaskan kontribusi sektor usaha kecil menengah pada ekspor baru berkisar pada 15,7 persen. Menurutnya, angka tersebut masih terbilang cukup rendah, dan harus ditingkatkan dalam waktu mendatang.
Ekspor kopi jenis arabika dan robusta dari kelompok tani Samadi ke Prancis tersebut kurang lebih senilai Rp1,8 miliar. Diharapkan produk hasil petani petani tersebut bisa terus ditingkatkan kualitasnya, dan mendongkrak kinerja ekspor untuk kedepannya.
Ketua Kelompok Tani Samadi Desa Jatiarjo, Kabupaten Pasuruan, Nur Hidayat, Kamis mengatakan untuk tahap awal ekspor kopi jenis arabika dan robusta yang ditanam di lereng Gunung Arjuno tersebut, akan dikirim kurang lebih sebanyak 22 ton.
"Kami sudah ada kerja sama, hasil produksi akan diekspor kurang lebih sebanyak 22 ton ke Prancis untuk memasok kebutuhan café," kata Hidayat, di Desa Jatiarjo, Kabupaten Pasuruan.
Kelompok Tani Samadi, menandatangani kesepakatan kerja sama dengan Lembaga Rumah Dagang Indonesia (LRDI) untuk ekspor kopi yang baru pertama kali dilakukan. Selama ini, hasil produksi kopi para petani itu, dijual untuk pasar lokal di Indonesia.
Saat ini, sudah ada kurang lebih sebanyak 19 ton biji kopi yang tengah disiapkan untuk ekspor ke Prancis. Rencananya, untuk pengiriman awal akan mulai dilakukan pada November 2019, yang diharapkan bisa berkelanjutan untuk ke depannya.
Untuk biji kopi jenis arabika, harga per kilogramnya dipatok dengan harga Rp85.000 per kilogram, sementara untuk jenis robusta dengan harga Rp45.000 per kilogram. Cita rasa yang ada dari kopi arabika yang dihasilkan, memiliki keunikan tersendiri seperti aroma buah dan karamel, yang digemari pasar eropa.
"Ada aroma buah dan karamel untuk kopi arabika. Produk kami nantinya akan memasok kebutuhan cafe yang ada di Prancis," ujar Hidayat.
Sementara itu, Ketua LRDI Diebel Effendi mengatakan upaya untuk menggandeng para petani tersebut merupakan salah satu langkah untuk memperkuat peranan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) khususnya dalam meningkatkan ekspor.
"Potensi ekspor produk pertanian dan perkebunan itu cukup besar, namun, di luar negeri masih tidak banyak produk dari Indonesia, kebanyakan dari Vietnam dan Thailand," kata Diebel.
Diebel menjelaskan kontribusi sektor usaha kecil menengah pada ekspor baru berkisar pada 15,7 persen. Menurutnya, angka tersebut masih terbilang cukup rendah, dan harus ditingkatkan dalam waktu mendatang.
Ekspor kopi jenis arabika dan robusta dari kelompok tani Samadi ke Prancis tersebut kurang lebih senilai Rp1,8 miliar. Diharapkan produk hasil petani petani tersebut bisa terus ditingkatkan kualitasnya, dan mendongkrak kinerja ekspor untuk kedepannya.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019
Tags: