Pemprov Jatim dorong industri mencari strategi transformasi
4 Juli 2019 18:05 WIB
Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak (kiri) di sela menghadiri East Java Economic Forum – Bincang Ekonomi Jatim di Hotel Majapahit Surabaya, Kamis (4/7/2019). (Foto Istimewa/Humas Pemprov Jatim)
Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus mendorong industri, terutama di kawasan ring 1 mencari strategi transformasi sehingga produktivitas sumber daya manusia semakin meningkat dan berkualitas.
"Apalagi kondisi ini sejalan dengan pengembangan industri 4.0 yang mengedepankan industri berbasis SDM dan ilmu pengetahuan dan teknologi," ujar Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak saat menghadiri East Java Economic Forum – Bincang Ekonomi Jatim di Surabaya, Kamis.
Menurut dia, SDM di kawasan ring 1 yang meliputi Kota Surabaya, Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Mojokerto perlu memiliki kualitas yang lebih baik dengan melakukan pengembangan, seperti melalui pendidikan vokasi dan balai latihan kerja.
Upaya yang dilakukan Pemprov Jatim, kata dia, antara lain merevitalisasi jurusan BLK dan SMK, meningkatkan sarana prasarana pelatihan, mengurangi disparitas SMK negeri dan swasta dengan melakukan sertifikasi, serta meningkatkan kerja sama SMK dengan dunia usaha dan industri.
Kerja sama yang dilakukan yakni dengan industri di bidang makanan dan minuman, otomotif, elektronik, kimia serta garmen.
"Untuk pengembangan iptek salah satunya penggunaan teknologi tepat guna dalam proses industri," ucap orang nomor dua di Pemprov Jatim tersebut.
Ke depan, lanjut dia, Pemprov Jatim akan mengembangkan kawasan industri dan investasi yang tidak hanya berpusat di ring 1, tapi juga beberapa wilayah lain, terlebih saat ini sudah ada pengembangan infrastruktur tol trans Jawa yang menghubungkan beberapa daerah.
Mantan Bupati Trenggalek itu juga mendorong agar Surabaya dan Malang mampu menjadi wilayah koridor 4.0 yang mengedepankan industri berbasis SDM serta Iptek.
"Apalagi kawasan ini memiliki keuntungan yakni panorama alam indah sehingga diminati untuk tempat tinggal serta SDM berkualifikasi tinggi untuk mendorong industri berbasis iptek yang lebih bernilai tinggi," katanya.
Sementara itu, untuk industri berbasis padat karya masih terdapat peluang mengembangkan di segmen baru, seperti arah Lamongan ke Tuban, Jombang ke Ngawi, serta dari Probolinggo ke Situbondo.
Berdasarkan data Pemprov Jatim, saat ini total penyediaan kawasan industri di wilayah setempat totalnya mencapai 36.851,28 hektare, dengan rincian kawasan industri eksisting seluas 5.066,5 hektare yang diantaranya terdiri dari PT Maspion Industrian Estate (341,5 hektare), PT Surabaya Industrian Estate Rungkut (245 hektare) serta PT Pasuruan Industrial Estate Rembang (563 hektare).
Kemudian, pengembangan kawasan industri seluas 31.784,78 hektare yang tersebar di beberapa wilayah seperti Jombang, Tuban, Malang, Lamongan dan Banyuwangi.
Baca juga: Industri manufaktur dan kecil di Jatim tumbuh 5,23 persen
Baca juga: Menperin sebut industri petrokimia siap investasi di Jatim
"Apalagi kondisi ini sejalan dengan pengembangan industri 4.0 yang mengedepankan industri berbasis SDM dan ilmu pengetahuan dan teknologi," ujar Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak saat menghadiri East Java Economic Forum – Bincang Ekonomi Jatim di Surabaya, Kamis.
Menurut dia, SDM di kawasan ring 1 yang meliputi Kota Surabaya, Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Mojokerto perlu memiliki kualitas yang lebih baik dengan melakukan pengembangan, seperti melalui pendidikan vokasi dan balai latihan kerja.
Upaya yang dilakukan Pemprov Jatim, kata dia, antara lain merevitalisasi jurusan BLK dan SMK, meningkatkan sarana prasarana pelatihan, mengurangi disparitas SMK negeri dan swasta dengan melakukan sertifikasi, serta meningkatkan kerja sama SMK dengan dunia usaha dan industri.
Kerja sama yang dilakukan yakni dengan industri di bidang makanan dan minuman, otomotif, elektronik, kimia serta garmen.
"Untuk pengembangan iptek salah satunya penggunaan teknologi tepat guna dalam proses industri," ucap orang nomor dua di Pemprov Jatim tersebut.
Ke depan, lanjut dia, Pemprov Jatim akan mengembangkan kawasan industri dan investasi yang tidak hanya berpusat di ring 1, tapi juga beberapa wilayah lain, terlebih saat ini sudah ada pengembangan infrastruktur tol trans Jawa yang menghubungkan beberapa daerah.
Mantan Bupati Trenggalek itu juga mendorong agar Surabaya dan Malang mampu menjadi wilayah koridor 4.0 yang mengedepankan industri berbasis SDM serta Iptek.
"Apalagi kawasan ini memiliki keuntungan yakni panorama alam indah sehingga diminati untuk tempat tinggal serta SDM berkualifikasi tinggi untuk mendorong industri berbasis iptek yang lebih bernilai tinggi," katanya.
Sementara itu, untuk industri berbasis padat karya masih terdapat peluang mengembangkan di segmen baru, seperti arah Lamongan ke Tuban, Jombang ke Ngawi, serta dari Probolinggo ke Situbondo.
Berdasarkan data Pemprov Jatim, saat ini total penyediaan kawasan industri di wilayah setempat totalnya mencapai 36.851,28 hektare, dengan rincian kawasan industri eksisting seluas 5.066,5 hektare yang diantaranya terdiri dari PT Maspion Industrian Estate (341,5 hektare), PT Surabaya Industrian Estate Rungkut (245 hektare) serta PT Pasuruan Industrial Estate Rembang (563 hektare).
Kemudian, pengembangan kawasan industri seluas 31.784,78 hektare yang tersebar di beberapa wilayah seperti Jombang, Tuban, Malang, Lamongan dan Banyuwangi.
Baca juga: Industri manufaktur dan kecil di Jatim tumbuh 5,23 persen
Baca juga: Menperin sebut industri petrokimia siap investasi di Jatim
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: