Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dody Ruswandi mengatakan pihaknya akan mengoordinasi masing-masing 1.000 anggota TNI dan 205 polisi di tiga privinsi yang paling rawan terhadap kebakaran hutan dan lahan.
"Mereka akan bermukim di rumah-rumah penduduk, bergaul dengan penduduk setempat dan mengadvokasi penduduk agar tidak melakukan pembakaran," kata Dody saat ditemui seusai rapat koordinasi di Graha BNPB, Jakarta, Kamis.
Dody mengatakan tiga provinsi yang akan menjadi lokasi pengiriman anggota TNI/Polri itu adalah Riau, Kalimantan Barat, dan Jambi yang merupakan provinsi paling rawan mengalami kebakaran hutan dan lahan.
Selain tiga provinsi tersebut, tiga provinsi lain yang juga rawan mengalami kebakaran hutan dan lahan adalah Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.
"Enam provinsi tersebut yang menjadi perhatian dari pemerintah pusat dalam mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan karena yang memiliki lahan gambut paling banyak," jelasnya.
Dody mengatakan dari enam provinsi yang rawan kebakaran hutan dan lahan, sudah ada lima provinsi yang pemerintah daerahnya menyatakan status siaga darurat asap.
"Yang belum menyatakan adalah Jambi. Kami berharap itu menjadi perhatian pemerintah daerahnya karena kalau sudah terjadi kebakaran akan lebih sulit memadamkannya," tuturnya.
Selain menempatkan anggota TNI/Polri untuk mencegah tindakan pembakaran hutan dan lahan, BNPB juga tetap menyiapkan upaya-upaya pemadaman apabila terjadi kebakaran.
"Sudah ada helikopter yang ditempatkan di tiga provinsi paling rawan. Jadi ketika dilaporkan ada kebakaran, helikopter akan langsung dikerahkan untuk memadamkan," katanya.
BNPB terjunkan 3.615 TNI/Polri untuk cegah karhutla di tiga provinsi
4 Juli 2019 15:03 WIB
Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dody Ruswandi. (ANTARA/Dewanto Samodro)
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2019
Tags: