Washington (ANTARA) - Perwakilan penting dari Amerika Serikat dan China berencana untuk melanjutkan perundingan perdagangan pekan depan untuk mencoba menyelesaikan perang perdagangan selama setahun antara dua ekonomi terbesar dunia, kata pejabat pemerintahan Presiden Trump, Rabu (3/7/2019).

"Pembicaraan akan berlanjut dengan sungguh-sungguh minggu depan," Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan kepada wartawan dalam sebuah pengarahan.

Seorang pejabat dari Kantor Perwakilan Dagang AS mengatakan bahwa kedua belah pihak sedang dalam proses penjadwalan panggilan telepon tingkat-prinsipal dengan para pejabat China untuk minggu depan.

Negosiator utama di pihak AS adalah Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, sementara negosiator utama China adalah Wakil Perdana Menteri Liu He.

Kedua pihak telah berkomunikasi melalui telepon sejak akhir pekan lalu, ketika Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sepakat untuk meluncurkan kembali perundingan yang macet pada Mei.

Kudlow tidak jelas tentang garis waktu untuk meluncurkan kembali pembicaraan tatap muka, namun mengatakan bahwa ini akan dimulai "segera" dan pengumuman akan datang.

"Saya tidak tahu kapan tepatnya. Mereka ada di telepon. Mereka akan berbicara di telepon minggu ini dan mereka akan menjadwalkan pertemuan tatap muka," katanya.

Pembicaraan antara kedua pihak macet pada Mei setelah para pejabat AS menuduh China menarik kembali dari komitmen yang telah dibuat sebelumnya dalam teks perjanjian yang dikatakan para perunding hampir selesai.

Washington menuduh Beijing mengizinkan pencurian kekayaan intelektual dan memaksa perusahaan-perusahaan AS untuk membagikan teknologi mereka dengan rekan-rekan China untuk melakukan bisnis di China. Mereka ingin China mengubah undang-undang tentang hal itu dan masalah lainnya. China menyangkal praktik semacam itu dan enggan melakukan perubahan hukum.

Kedua negara telah memungut tarif di sisi lain, tetapi Trump membuat dua konsesi utama pada pertemuan dengan Xi untuk memulai pembicaraan lagi: dia setuju untuk tidak mengenakan tarif sekitar 300 miliar dolar AS pada impor tambahan China dan untuk melonggarkan pembatasan pada perusahaan teknologi China Huawei.

Amerika Serikat memiliki tarif 25 persen untuk barang-barang China senilai 250 miliar dolar AS sekarang mulai dari semi-konduktor hingga furnitur.

“Kami akomodatif. Kami tidak akan menaikkan tarif selama pembicaraan," kata Kudlow. "Kami berharap bahwa China akan menyelesaikannya dengan membeli banyak impor Amerika."

Baca juga: AS jual beras pertama kali ke China setelah perang dagang
Baca juga: Hadapi perang dagang, industri Indonesia harus terkoneksi
Baca juga: Peneliti: Perang dagang China-AS beri Indonesia peluang