Chicago (ANTARA) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange memperpanjang kenaikan signifikan untuk hari kedua berturut-turut pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), didukung harapan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve dan ketegangan geopolitik.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus melonjak 12,9 dolar AS atau 0,92 persen, menjadi menetap di 1.420,90 dolar AS per ounce.

Presiden AS Donald Trump telah menyatakan niatnya untuk mencalonkan dua ekonom dovish untuk mengisi posisi di Dewan Gubernur Federal Reserve AS, yang memicu harapan bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga acuan untuk merangsang ekonomi.

Sementara itu, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde, yang juga dianggap sebagai penganut kebijakan moneter dovish, telah dicalonkan sebagai presiden Bank Sentral Eropa (ECB) berikutnya.

Akibatnya, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10-tahun turun menjadi 1,95 persen pada Rabu (3/7/2019), sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah Italia 10-tahun turun menjadi 1,606 persen dan obligasi pemerintah Jerman 10-tahun minus 0,382 persen.

Ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran, ketidakpastian seputar masa depan perdagangan global, menawarkan dukungan tambahan untuk emas berjangka, kata analis pasar.

Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik 9,8 sen atau 0,64 persen menjadi ditutup pada 15,336 dolar per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 10,10 dolar AS atau 1,21 persen, menjadi 843,60 dolar per ounce.

Baca juga: Harga emas melonjak, kembali di atas 1.400 dolar