Jakarta (ANTARA) - Sejumlah pembeli menikmati gulai tikungan atau gultik yang penyajiannya berupa nasi dengan irisan daging sapi lengkap dengan kuah santannya menjadi pilihan kuliner pada malam hari di kawasan Blok M Plaza, Jakarta Selatan.

Menggunakan bangku plastik dan meja kecil, sejumlah pembeli terlihat menyantap sepiring gulai asal Solo tersebut.

“Gultik memang makanan otentik, merakyat, dan memang enak,” ujar seorang pembeli gultik Nana Halim saat dijumpai di Jakarta Selatan, Rabu malam.

Menurut pembeli usia 46 yang sudah menikmati gultik sejak tahun 1995 itu, makanan tradisional di pinggir jalan itu memiliki sensasi tersendiri. Selain harganya yang dinilai murah yakni Rp10 ribu untuk satu porsi rasa gurih dari kuah gultik membuatnya tidak ingin beralih ke pilihan kuliner malam hari lainnya.

Meskipun hanya makan di trotoar pinggiran jalan, menurut Nana hal tersebut tidak mengurangi kenikmatan gultik. Bahkan ia langsung memesan dua porsi gultik untuk disantap.

“Selain enak ya porsinya memang sedikit, kalau pesan satu itu kurang nendang. Minimal saya pesan tiga porsi,” kata Nana.

Senada dengan Nana, pembeli lain Eko mengaku bisa menghabiskan tiga porsi gultik setiap mendatangi kuliner malam itu.

“Menurut saya gultik ini memang makanan yang engga ribet,” kata Eko.

Selain Nana dan Eko, Irfan bersama 4 orang temannya sengaja berangkat dari Bekasi demi bisa menikmati gultik.

“Selain suasananya enak, kuliner ini juga jarang ditemukan di tempat lain,” kata Irfan yang bisa menghabiskan 5 porsi gultik setiap kali berkunjung.

Salah seorang pedagang Agus Budi mengatakan setiap pembeli rata-rata memesan dua porsi gultik bahkan tak jarang ada yang menghabiskan hingga delapan porsi.

Menurutnya gultik yang disajikan bersama beragam jenis sate seperti sate usus, sate kulit, sate ampela, dan sate telur itu sudah menjadi ikon kuliner malam hari Blok M.

“Sudah menjadi ikon karena sudah lama juga sejak tahun 80-an gultik sudah ada di sini,” tutur Agus.