Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) optimistis industri pariwisata Indonesia dapat menjadi penyumbang devisa nomor satu atau melampaui pencapaian kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang selama ini terbesar.

"Kalau devisa pariwisata dapat mencapai 20 miliar dolar AS, artinya pariwisata menjadi penghasil devisa nomer satu, menggeser CPO," kata Kepala Bidang Aksesibilitas Kementerian Pariwisata, Agus Setiawan dalam Kata Data Forum X Airy di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, perkembangan industri pariwisata dapat memberikan dampak ekonomi ke sektor lainnya, mulai dari transportasi, tempat wisata, hotel, restoran, hingga UMKM.



"Pertumbuhan pariwisata akan linier dengan industri lainnya," katanya.

Ia mengemukakan bahwa beberapa hal yang dilakukan pemerintah untuk menggenjot industri pariwisata salah satunya menerapkan menerapkan konsep 3A yaitu aksesibilitas, atraksi, dan amenitas.

Chief Executive Officer (CEO) Airy, Danny Handoko mengatakan Airy sebagai salah satu perusahaan "startup" yang menyediakan jasa penyewaan hotel dalam jaringan dapat menjawab amenitas yakni dengan menyediakan homestay yang sesuai dengan kebutuhan wisatawan.

"Airy optimis bisa terus melanjutkan misi dalam memajukan industri hotel anggaran rendah di Tanah Air," katanya.

Untuk mendukung hotel anggaran rendah, lanjut dia, Airy akan memberikan pelatihan kepada 4.000 tenaga kerja bidang perhotelan di bawah naungannya melalui program Airy Community dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

"Sepanjang 2019, Airy akan menjalankan rangkaian pelatihan, terutama aspek 'housekeeping' dan 'front office', dengan target hingga 4.000 karyawan mitra," ujarnya. ***