600 siswa BJRB TNI AL belajar sejarah tambang timah
3 Juli 2019 20:41 WIB
Sekitar 600 siswa peserta Bintal Juang Remaja Bahari (BJRB) TNI Angkatan Laut mengunjungi Museum Timah Indonesia di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rabu sore (ANTARA/Aprionis)
Pangkalpinang (ANTARA) - Sekitar 600 siswa peserta Bintal Juang Remaja Bahari (BJRB) TNI Angkatan Laut mengunjungi Museum Timah Indonesia di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, untuk belajar sekaligus mengetahui sejarah penambangan bijih timah di daerah itu.
"Kita sangat senang dengan kedatangan rombongan siswa-siswi peserta BJRB ke museum ini," kata Kepala Museum Timah Indonesia Muhammad Taufik di Pangkalpinang, Rabu sore.
Ia mengatakan antusiasme para siswa peserta BJRB TNI AL menandakan animo mereka untuk mengetahui sejarah penambangan bijih timah di Pulau Bangka dan Belitung yang tinggi.
"Mudah-mudahan dengan kunjungan siswa-siswi ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan generasi penerus bangsa ini," ujarnya.
Ia berharap, kegiatan BJRB TNI AL terus digalakkan karena dapat menambah wawasan dan kecintaan generasi muda terhadap Tanah Air ini.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada TNI AL yang telah mengunjungi kantor PT Timah Tbk dan dilanjutkan ke Museum Timah Indonesia di Kota Pangkalpinang," katanya.
Ia menjelaskan Museum Timah Indonesia merupakan museum teknologi pertimahan yang dikelola PT Timah Tbk. Museum itu didirikan pada 1958 untuk mencatat sejarah pertimahan di Bangka Belitung.
Museum Timah Indonesia menempati sebuah gedung bersejarah yang awalnya adalah rumah dinas Hoofdt Administrateur Bangka Tin Winning (BTW).
"Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, Bung Karno, Hatta dan para pemimpin tinggi Republik Indonesia diasingkan ke Bangka mengadakan perundingan dengan utusan PBB (Komisi Tiga Negara) pada 1948 di gedung tersebut. Pada pertemuan ini akhirnya mengantarkan pada kedaulatan Republik Indonesia pada 1949," kata Taufik.
Baca juga: Museum Timah Indonesia bangun galeri produk UMKM
Baca juga: MTI siapkan "studio mapping" sejarah tambang timah
"Kita sangat senang dengan kedatangan rombongan siswa-siswi peserta BJRB ke museum ini," kata Kepala Museum Timah Indonesia Muhammad Taufik di Pangkalpinang, Rabu sore.
Ia mengatakan antusiasme para siswa peserta BJRB TNI AL menandakan animo mereka untuk mengetahui sejarah penambangan bijih timah di Pulau Bangka dan Belitung yang tinggi.
"Mudah-mudahan dengan kunjungan siswa-siswi ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan generasi penerus bangsa ini," ujarnya.
Ia berharap, kegiatan BJRB TNI AL terus digalakkan karena dapat menambah wawasan dan kecintaan generasi muda terhadap Tanah Air ini.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada TNI AL yang telah mengunjungi kantor PT Timah Tbk dan dilanjutkan ke Museum Timah Indonesia di Kota Pangkalpinang," katanya.
Ia menjelaskan Museum Timah Indonesia merupakan museum teknologi pertimahan yang dikelola PT Timah Tbk. Museum itu didirikan pada 1958 untuk mencatat sejarah pertimahan di Bangka Belitung.
Museum Timah Indonesia menempati sebuah gedung bersejarah yang awalnya adalah rumah dinas Hoofdt Administrateur Bangka Tin Winning (BTW).
"Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, Bung Karno, Hatta dan para pemimpin tinggi Republik Indonesia diasingkan ke Bangka mengadakan perundingan dengan utusan PBB (Komisi Tiga Negara) pada 1948 di gedung tersebut. Pada pertemuan ini akhirnya mengantarkan pada kedaulatan Republik Indonesia pada 1949," kata Taufik.
Baca juga: Museum Timah Indonesia bangun galeri produk UMKM
Baca juga: MTI siapkan "studio mapping" sejarah tambang timah
Pewarta: Aprionis
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019
Tags: