Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar di pasar spot antar-bank pada sesi transaksi Senin sore menguat Rp9.135/9.140 per dolar Amerika Serikat (AS), atau naik 15 poin dibanding Jumat pekan lalu. Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, di Jakarta, mengatakan bahwa rupiah diperkirakan akan bisa mencapai angka Rp9.100 per dolar AS, apabila kondisi seperti saat ini masih berlanjut. Ia menilai, tidak masalah apabila rupiah bisa di level tersebut, bahkan bisa menembus angka Rp9.100 per dolar AS yang didukung oleh faktor positif pasar akibat kekhawatiran pelaku pasar atas pertumbuhan ekonomi AS. Rupiah, lanjut dia, seharusnya sudah bisa menembus level Rp9.100 per dolar AS, namun penguatan rupiah agak tertahan dengan aktifnya Bank Indonesia (BI) membeli rupiah di pasar domestik. Pasar masih positif terhadap rupiah yang terus menguat hingga di bawah level Rp9.150 per dolar AS, ucapnya. Menurut dia, ada beberapa faktor positif pasar yang menyelimuti pergerakan rupiah antara lain, sentimen investor asing yang terus melakukan investasi dalam jangka pendek dengan membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Utang Negara (SUN). Stabilnya suku bunga BI Rate merupakan faktor utama yang memicu rupiah menguat hingga mendekati level Rp9.100 per dolar, ucapnya. Stabilitas politik dan ekonomi yang berjalan sesuai dengan keinginan pemerintah merupakan faktor yang mendukung rupiah terus menguat, ujarnya. Investor asing, lanjut dia, sangat berminat untuk terus menempatkan dananya di pasar regional, khususnya di Indonesia, karena tingginya selisih bunga rupiah dan dolar AS yang memicu rupiah makin menguat. Gejala alam yang terjadi, seperti turun hujan yang mengakibatkan jalanan sering banjir menjadi merupakan faktor penghambat iklim investasi kurang cepat berkembang, katanya. "Kami percaya dalam jangka panjang sektor infrastruktur akan tumbuh dan berkembang, meski saat ini masih berjalan ditempat," ujarnya. BI, menurut dia, kemungkinan juga akan membiarkan rupiah menguat sesuai dengan kehendak pasar, apalagi tekanan positif sangat besar yang bisa mendorong rupiah dibawah level Rp9.100 per dolar AS. "Kami optimis BI akan membiarkan rupiah menguat, asalkan kenaikan itu tidak terlalu cepat karena agak riskan dengan kenaikan yang cepat," katanya. Pelaku asing menempatkan dananya di SBI maupun SUN, karena selisih bunga rupiah dan dolar AS cukup besar mencapai lima persen. (*)