Kementerian ESDM pastikan enam pembangkit beroperasi tahun ini
3 Juli 2019 14:14 WIB
Suasana PLTU Sumuradem di Sukra, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (22/5/2019). PLN terus mengejar target 35.000 Mega Watt (MW) dengan penambahan dari pembangkit baru yang dibangun di pulau Jawa sebanyak 23.000 MW dan salah satunya dengan perencanaan pembangunan PLTU II Sumur adem dengan kapasitas 2x1.000 MW. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/hp.
Jakarta (ANTARA) - Sebanyak enam pembangkit listrik yang merupakan bagian dari proyek 35.000 MW akan selesai hingga tahun 2019 sehingga dapat dioperasikan, berdasarkan keterangan dari Kementerian ESDM yang dihimpun Antara di Jakarta, Rabu.
Total kapasitas dari enam pembangkit yang akan Commercial Operation Date (COD) ini mencapai 2.100 megawatt (MW), dengan rincian 5 pembangkit berasal dari Independent Power Producer (IPP), dan satu berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN).
"Pembangkit yang akan COD pada tahun 2019 ini, 3 dari 6 (pembangkit) masih didominasi oleh PLTU, yaitu PLTU Kalsel, PLTU Jawa-7, dan PLTU Jawa-8. Secara keseluruhan, kapasitas pembangkit yang akan COD tahun ini sebesar 2.161,5 MW," jelas Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana.
Terkait progress proyek kelistrikan 35.000 MW, Rida juga memaparkan, dari data per tanggal 15 Juni 2019, kapasitas pembangkit yang sudah COD sudah mencapai 3.617 MW yang berasal dari 119 unit pembangkit.
Di samping itu, 117 unit pembangkit dengan total kapasitas 20.120 MW saat ini dalam tahap konstruksi, sedangkan yang sudah kontrak belum konstruksi sebesar 9.515 MW.
"Untuk fase perencanaan tinggal sedikit, yakni hanya 2 persen, 30 pembangkit dengan kapasitas 734 MW. Di tahap pengadaan ada 4 persen, 34 unit pembangkit berkapasitas 1.453 MW," paparnya.
Lebih rinci, Rida mengemukakan, dari program 35.000 MW, PLN akan membangun sebanyak 167 unit pembangkit dengan kapasitas 8.800 MW, sedangkan IPP akan membangun 193 unit pembangkit berkapasitas 26.600 MW.
Pembangkit IPP, sebut Rida, sudah tidak ada lagi yang berada pada fase perencanaan dan pengadaan. Sebanyak 36 persen dari 26.600 MW sudah masuk tahap kontrak belum konstruksi, 59 persen atau 15.738 MW sedang dalam tahap konstruksi, dan sisanya sudah COD.
"Untuk pembangkit PLN, dari 8.800 MW, 8 persen (734 MW) masih tahap perencanaan, 17 persen (1.453 MW) tahap pengadaan, 50 persen (4.382 MW) tahap konstruksi, dan 25 persen (2.239 MW) sudah COD," kata Rida.
Baca juga: OPIC Amerika jajaki investasi pembangkit listrik tenaga surya di Bali
Baca juga: Menristekdikti: PLTN masih mendapatkan penolakan besar masyarakat
Total kapasitas dari enam pembangkit yang akan Commercial Operation Date (COD) ini mencapai 2.100 megawatt (MW), dengan rincian 5 pembangkit berasal dari Independent Power Producer (IPP), dan satu berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN).
"Pembangkit yang akan COD pada tahun 2019 ini, 3 dari 6 (pembangkit) masih didominasi oleh PLTU, yaitu PLTU Kalsel, PLTU Jawa-7, dan PLTU Jawa-8. Secara keseluruhan, kapasitas pembangkit yang akan COD tahun ini sebesar 2.161,5 MW," jelas Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana.
Terkait progress proyek kelistrikan 35.000 MW, Rida juga memaparkan, dari data per tanggal 15 Juni 2019, kapasitas pembangkit yang sudah COD sudah mencapai 3.617 MW yang berasal dari 119 unit pembangkit.
Di samping itu, 117 unit pembangkit dengan total kapasitas 20.120 MW saat ini dalam tahap konstruksi, sedangkan yang sudah kontrak belum konstruksi sebesar 9.515 MW.
"Untuk fase perencanaan tinggal sedikit, yakni hanya 2 persen, 30 pembangkit dengan kapasitas 734 MW. Di tahap pengadaan ada 4 persen, 34 unit pembangkit berkapasitas 1.453 MW," paparnya.
Lebih rinci, Rida mengemukakan, dari program 35.000 MW, PLN akan membangun sebanyak 167 unit pembangkit dengan kapasitas 8.800 MW, sedangkan IPP akan membangun 193 unit pembangkit berkapasitas 26.600 MW.
Pembangkit IPP, sebut Rida, sudah tidak ada lagi yang berada pada fase perencanaan dan pengadaan. Sebanyak 36 persen dari 26.600 MW sudah masuk tahap kontrak belum konstruksi, 59 persen atau 15.738 MW sedang dalam tahap konstruksi, dan sisanya sudah COD.
"Untuk pembangkit PLN, dari 8.800 MW, 8 persen (734 MW) masih tahap perencanaan, 17 persen (1.453 MW) tahap pengadaan, 50 persen (4.382 MW) tahap konstruksi, dan 25 persen (2.239 MW) sudah COD," kata Rida.
Baca juga: OPIC Amerika jajaki investasi pembangkit listrik tenaga surya di Bali
Baca juga: Menristekdikti: PLTN masih mendapatkan penolakan besar masyarakat
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: