Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengukuhkan 166 petugas yang mendampingi jamaah haji asal provinsi DKI Jakarta di Balai Agung, Gedung Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu.

Petugas pendamping jemaah haji ini terdiri atas pembina ibadah haji dan petugas kesehatan yang telah mendapatkan pelatihan terintegrasi baik di tingkat daerah maupun pusat.

"Bertugas di dalam kegiatan haji bukanlah pekerjaan yang sederhana. Saya datangi tempat-tempat yang mana para petugas menjalankan tugasnya. Tugasnya tidak kecil, tugasnya besar," kata Anies.

Diantaranya para petugas mengelola kebutuhan para orang tua yang menunaikan ibadah haji di saat sudah dalam kondisi uzur, itu bukan sesuatu yang sederhana.

Baca juga: Anies "naik" Reog Ponorogo di Jakarnaval 2019

Baca juga: Anies hadir di Bogor, Bima Arya: beda pilihan tak putus persahabatan

Baca juga: Anies jenguk petugas PPSU Jakut yang ditabrak motor

Anies menegaskan bahwa tugas yang besar dan tidak sederhana tersebut bukanlah sesuatu yang berat apabila diiringi dengan keikhlasan.

Dia mengatakan tugas utama petugas pendamping jemaah haji bukan menunaikan ibadah haji, melainkan untuk membimbing, membina, dan merawat kesehatan jamaah haji.

"Bagi petugas pendamping jamaah haji agar menjaga nama baik Indonesia selama jauh dari tanah air. Jamaah dan petugas pendamping haji asal Indonesia telah dikenal sebagai jamaah yang teratur selama beribadah haji," kata Anies.

Anies menambahkan nama baik Indonesia itu luar biasa, dia ceritakan saat bertemu dengan Gubernur Mekkah yang memperkenalkan dengan Profesor dari Madinah. Profesor dari Madinah memiliki banyak cerita tentang jamaah haji asal Indonesia.

Dan menceritakan tentang ketertiban, kerapian, ketaatan kepada semua prosedur dan aturan. Dan mereka katakan, kalau jamaah dari Indonesia kuotanya ditambah dan tidak pernah keberatan.

"Karena kalau (kuota haji) ditambah dari Indonesia, artinya menambah orang yang tertib, menambah orang yang bisa diatur. Karena itu jaga nama baik itu," kata Anies.