Jokowi perlu manfaatkan investasi bagi sub transformasi ekonomi daerah
2 Juli 2019 18:13 WIB
Sejumlah pekerja memisahkan daging ikan tuna jenis sirip kuning sebelum diekspor di industri pengolahan ikan tuna PT Maluku Prima Makmur, di Desa Tawiri, Ambon, Maluku, Kawasan timur Indonesia mempunya keunggulan komparatif di sektor maritim. (Izaac Mulyawan)
Jakarta (ANTARA) - Pengamat ekonomi Hisar Sirait menyarankan agar Presiden terpilih Joko Widodo dan Wakil Presiden (Wapres) terpilih Ma'ruf Amin betul-betul memanfaatkan investasi domestik dan asing untuk melakukan sub transformasi ekonomi di daerah-daerah dengan keunggulan komparatif.
"Kekuatan investasi kita yang bersumber dari domestik dan luar negeri harus dimanfaatkan untuk bisa memastikan adanya subtransformasi ekonomi di daerah-daerah yang memiliki keunggulan komparatif," ujar Rektor Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie tersebut kepada Antara di Jakarta, Selasa.
Hisar mencontohkan bahwa kalau di Indonesia bagian timur misalnya maka daya tahan di wilayah tersebut haruslah ditopang oleh pertumbuhan ekonomi yang bersumber dari sektor kelautan atau maritim. Kemudian daya tahan perekonomian Kalimantan ditopang oleh pertumbuhan ekonomi bersumber pada kehutanan, perkebunan dan pertambangan.
"Pada akhirnya kita harus menuju ke situ, sehingga daya tahan pertumbuhan regional terbangun dari kondisi aktual atas keunggulan-keunggulan provinsi atau daerah," katanya.
Sebelumnya pengamat ekonomi itu juga menyarankan agar Presiden dan Wapres terpilih Jokowi-Ma'ruf Amin perlu menjadikan daerah pinggiran seperti pedesaan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru.
Penguatan dalam struktur produksi di daerah pinggiran, menurut Hisar Sirait, akan memastikan ketersediaan semua hal yang dibutuhkan, baik itu bahan baku industri maupun bahan pangan.
Dia menilai jika semua ketersediaan bahan-bahan tersebut sudah bisa dipastikan dengan ditopang oleh adanya investasi, maka otomatis inflasi akan bisa dikendalikan.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menetapkan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2019-2024 dalam rapat pleno terbuka di Kantor KPU RI Jakarta, Minggu (30/6).
Ketua KPU juga membacakan perolehan suara masing-masing pasangan, yakni Jokowi-Ma'ruf memperoleh 85.607.362 suara atau 55,50 persen, sementara pasangan Prabowo-Sandiaga memperoleh 68.650.239 suara atau 44,50 persen. Hal ini mulai berlaku setelah ditetapkan dalam rapat pleno tersebut.
Baca juga: Ekspor dan investasi kunci genjot pertumbuhan ekonomi
Baca juga: Indonesia usulkan dana khusus fasilitasi investasi empat koridor BRI
"Kekuatan investasi kita yang bersumber dari domestik dan luar negeri harus dimanfaatkan untuk bisa memastikan adanya subtransformasi ekonomi di daerah-daerah yang memiliki keunggulan komparatif," ujar Rektor Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie tersebut kepada Antara di Jakarta, Selasa.
Hisar mencontohkan bahwa kalau di Indonesia bagian timur misalnya maka daya tahan di wilayah tersebut haruslah ditopang oleh pertumbuhan ekonomi yang bersumber dari sektor kelautan atau maritim. Kemudian daya tahan perekonomian Kalimantan ditopang oleh pertumbuhan ekonomi bersumber pada kehutanan, perkebunan dan pertambangan.
"Pada akhirnya kita harus menuju ke situ, sehingga daya tahan pertumbuhan regional terbangun dari kondisi aktual atas keunggulan-keunggulan provinsi atau daerah," katanya.
Sebelumnya pengamat ekonomi itu juga menyarankan agar Presiden dan Wapres terpilih Jokowi-Ma'ruf Amin perlu menjadikan daerah pinggiran seperti pedesaan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru.
Penguatan dalam struktur produksi di daerah pinggiran, menurut Hisar Sirait, akan memastikan ketersediaan semua hal yang dibutuhkan, baik itu bahan baku industri maupun bahan pangan.
Dia menilai jika semua ketersediaan bahan-bahan tersebut sudah bisa dipastikan dengan ditopang oleh adanya investasi, maka otomatis inflasi akan bisa dikendalikan.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menetapkan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2019-2024 dalam rapat pleno terbuka di Kantor KPU RI Jakarta, Minggu (30/6).
Ketua KPU juga membacakan perolehan suara masing-masing pasangan, yakni Jokowi-Ma'ruf memperoleh 85.607.362 suara atau 55,50 persen, sementara pasangan Prabowo-Sandiaga memperoleh 68.650.239 suara atau 44,50 persen. Hal ini mulai berlaku setelah ditetapkan dalam rapat pleno tersebut.
Baca juga: Ekspor dan investasi kunci genjot pertumbuhan ekonomi
Baca juga: Indonesia usulkan dana khusus fasilitasi investasi empat koridor BRI
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: