Wiranto minta pembangunan huntap di Pasigala libatkan pengusaha lokal
1 Juli 2019 20:11 WIB
Menkopolhukam Wiranto mendengar aspirasi salah satu pengungsi korban bencana di kawasan hunian sementara di Desa Mpanau, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigu, Senin (1/7). (Antaranews Sulteng/Muh. Arsyandi)
Sigi (ANTARA) - Menkopolhukam Wiranto meminta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan lembaga maupun yayasan kemanusiaan yang membantu hunian tetap (huntap) untuk pengungsi korban bencana gempa, tsunami dan likuefaksi di Kota Palu Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala agar melibatkan pengusaha lokal.
Agar dapat membantu proses pemulihan perekonomian di tiga daerah tersebut pasca bencana 28 September 2018 silam dengan melibatkan pengusaha dan warga setempat. Mengingat sektor ekonomi menjadi sektor terdampak paling parah akibat peristiwa itu.
"Para pengusaha lokal itu diikutsertakan dalam pembangunan huntap. Mengapa? Karena selain mereka bisa mendapatkan pemasukan dan bisa memutar roda ekonomi daerah, juga akan menghidupkan para pengusaha-pengusaha di daerah,"ujarnya dalam acara peletakkan batu pertama pembangunan huntap di kawasan relokasi Desa Pombewe, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Senin (1/7).
Ia tidak ingin pembangunan huntap untuk pengungsi korban bencana di tiga daerah tersebut hanya melibatkan dan menguntungkan pengusaha-pengusaha dari luar apalagi jika pengerjaannya hanya melibatkan sebagian besar buruh dari luar.
"Kita akan melakukan rapat koordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah dan pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan hal-hal yang masih belum bisa diselesaikan. Mudah-mudahan kunjungan dan rapat dengan banyak teman-teman dari lembaga kemanusiaan yang ikut serta dapat segera menyelesaikan masalah-masalah yang masih ada," janji dia.
Selain itu menurut Wiranto, roda perekonomian warga di Palu, Sigi dan Donggala terus-menerus berangsur pulih dan telah berputar seperti sediakala.
Meski sampai saat ini masih banyak kawasan-kawasan perekonomian yang masih merangkan bangkit pasca bencana seperti di kawasan pergudangan di Kelurahan Mamboro, Kota Palu.
"Saat ini kita sudah pulih kembali. Tadi mulai dari lapangan terbang saya melakukan perjalanan sampai ke tempat ini saya melihat dari pesawat roda ekonomi sudah berjalan. Sudah banyak sekali yang berjualan lagi," ujar dia.
Agar dapat membantu proses pemulihan perekonomian di tiga daerah tersebut pasca bencana 28 September 2018 silam dengan melibatkan pengusaha dan warga setempat. Mengingat sektor ekonomi menjadi sektor terdampak paling parah akibat peristiwa itu.
"Para pengusaha lokal itu diikutsertakan dalam pembangunan huntap. Mengapa? Karena selain mereka bisa mendapatkan pemasukan dan bisa memutar roda ekonomi daerah, juga akan menghidupkan para pengusaha-pengusaha di daerah,"ujarnya dalam acara peletakkan batu pertama pembangunan huntap di kawasan relokasi Desa Pombewe, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Senin (1/7).
Ia tidak ingin pembangunan huntap untuk pengungsi korban bencana di tiga daerah tersebut hanya melibatkan dan menguntungkan pengusaha-pengusaha dari luar apalagi jika pengerjaannya hanya melibatkan sebagian besar buruh dari luar.
"Kita akan melakukan rapat koordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah dan pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan hal-hal yang masih belum bisa diselesaikan. Mudah-mudahan kunjungan dan rapat dengan banyak teman-teman dari lembaga kemanusiaan yang ikut serta dapat segera menyelesaikan masalah-masalah yang masih ada," janji dia.
Selain itu menurut Wiranto, roda perekonomian warga di Palu, Sigi dan Donggala terus-menerus berangsur pulih dan telah berputar seperti sediakala.
Meski sampai saat ini masih banyak kawasan-kawasan perekonomian yang masih merangkan bangkit pasca bencana seperti di kawasan pergudangan di Kelurahan Mamboro, Kota Palu.
"Saat ini kita sudah pulih kembali. Tadi mulai dari lapangan terbang saya melakukan perjalanan sampai ke tempat ini saya melihat dari pesawat roda ekonomi sudah berjalan. Sudah banyak sekali yang berjualan lagi," ujar dia.
Pewarta: Muhammad Arshandi
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019
Tags: