Bintan (ANTARA) -
Seluruh pengungsi yang tinggal di Hotel Badra, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau dibekali kartu kontrol untuk mempermudah petugas Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pusat Tanjungpinang mengontrolnya.

Kepala Rudenim Pusat Tanjungpinang Muhamad Yani Firdaus, di Tanjungpinang, Senin (1/7), mengatakan rekam jejak masing-masing pengungsi juga tersimpan dalam kartu tersebut.

"Kartu itu untuk memudahkan kami untuk mengawasi seluruh pengungsi," ujarnya.

Yani mengatakan jumlah pengungsi yang tinggal di Hotel Badra sebanyak 453 orang, paling banyak berasal dari Afghanistan.

"Ada yang dari Sudan, Somalia dan negara lainnya, tetapi yang paling banyak dari Afghanistan," tuturnya.

Baca juga: Menyekolahkan anak imigran dinilai langgar Perpres tentang Pengungsi

Di Hotel Badra dibangun kolam budidaya ikan dan pertanian dengan sistem hidroponik. Seluruh biaya untuk budidaya ikan dan pertanian ditanggung Internasional Organization Migran.

"Jadi mereka ada aktivitas," ucapnya.

Di Indonesia, kata dia, jumlah pengungsi mencapai 13.417 orang, sebanyak 8.000 sudah teregister, sementara sisanya hidup mandiri.

Jumlah pengungsi di Provinsi Kepulauan Riau sebanyak 988 orang, jauh lebih kecil dibanding provinsi lainnya.

"Sekarang di Rudenim Tanjungpinang ada 200 orang imigran. Mereka melakukan berbagai kejahatan, seperti mencuri ikan," katanya.

Baca juga: Rudenim minta rencana sekolahkan pengungsi anak jangan dipaksakan
Baca juga: Bintan di arena isu kemanusiaan dan asusila pengungsi