Kemendag serap ayam peternak untuk naikkan harga
1 Juli 2019 13:26 WIB
Pekerja memanen ayam broiler dengan sistem kandang tertutup atau close house di Peternakan Naratas Poultry Shop, Kampung Alinayin, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Jumat (28/6/2019). Akibat over supplay produksi Day Old Chicken (DOC), pelaku usaha peternak ayam boiler sistem close house merugi mencapai Rp900 juta per kandang dengan total 42.000 ekor ayam, sedangkan harga jual ditingkat peternak mencapai Rp 8.000 per kilogram. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/pras.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan menyerap pasokan daging ayam ras di peternak sebagai upaya menaikkan harga ayam ras potong yang tengah turun sekarang ini.
"Kemendag mengimbau kementerian dan instansi lain untuk turut menyerap pasokan daging ayam ras potong dari peternak," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Tjahya Widayanti lewat keterangannya diterima di Jakarta, Senin.
Selain itu, Kemendag meminta Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) untuk melakulan hal yang sama sesuai harga acuan pembelian di peternak yang ditetapkan dalam Permendag 96 Tahun 2018.
Dalam hal ini Aprindo dapat berkoordinasi dengan Asosiasi Rumah Potong Hewan Unggas Indonesia (Arphuin).
"Semua upaya ini dimaksudkan untuk menstabilkan harga ayam ras potong," tukas Tjahya.
Berdasarkan informasi dari peternak melalui Pinsar Indonesia, rata-rata harga nasional ayam ras potong di tingkat peternak per 25 Juni 2019 sebesar Rp12.826 per kg.
Harga ini berada di bawah harga acuan pembelian yang ditetapkan dalam Permendag Nomor 96 Tahun 2018, yaitu berkisar Rp18.000 per kg–Rp20.000 per kg.
Sedangkan harga ayam ras potong di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, serta Jawa Barat berada di tingkat paling rendah dibandingkan wilayah lainnya.
Tjahya menyampaikan, menurunnya harga ayam ras potong di tingkat peternak
merupakan cerminan dari kondisi keseimbangan persediaan dan permintaan yang terjadi saat ini.
Harga acuan pembelian di peternak pada Permendag 96 Tahun 2018 merupakan
harga pembelian dalam kondisi normal, mulai dari komponen produksi hingga kondisi persediaan dan permintaan.
Berdasarkan pantauan Kemendag, lanjut Tjahya, saat ini cold storage yang dimiliki masing-masing rumah potong ayam (RPA) dalam kondisi penuh.
Bahkan sebagian besar RPA harus menyewa cold storage baru untuk menyimpan karkas beku. Kondisi seperti ini belum pernah terjadi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Upaya lain yang dilakukan, lanjut Tjahya, yaitu dengan menggelar bazar daging ayam ras di lingkungan Kemendag dengan harga jual di tingkat konsumen sebesar Rp32.000 per kg.
Selain itu, Kemendag juga mengimbau kementerian dan instansi lain untuk turut menggelar bazar serupa.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah, diharapkan keseimbangan
persediaan dan permintaan ayam ras potong dapat kembali pulih kepada tingkat yang wajar dalam waktu dekat ini.
"Kami juga meminta komitmen dari para pelaku usaha perunggasan untuk mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah sehingga kondisi ini tidak terulang kembali di masa mendatang," pungkas Tjahya.
Baca juga: Kementan dan Satgas Pangan telusuri penyebab disparitas harga ayam
Baca juga: Sultan HB X: Peternak bisa menolak jika ayam dibeli murah
Baca juga: Akibat harga turun, peternak bagikan ayam ke warga
"Kemendag mengimbau kementerian dan instansi lain untuk turut menyerap pasokan daging ayam ras potong dari peternak," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Tjahya Widayanti lewat keterangannya diterima di Jakarta, Senin.
Selain itu, Kemendag meminta Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) untuk melakulan hal yang sama sesuai harga acuan pembelian di peternak yang ditetapkan dalam Permendag 96 Tahun 2018.
Dalam hal ini Aprindo dapat berkoordinasi dengan Asosiasi Rumah Potong Hewan Unggas Indonesia (Arphuin).
"Semua upaya ini dimaksudkan untuk menstabilkan harga ayam ras potong," tukas Tjahya.
Berdasarkan informasi dari peternak melalui Pinsar Indonesia, rata-rata harga nasional ayam ras potong di tingkat peternak per 25 Juni 2019 sebesar Rp12.826 per kg.
Harga ini berada di bawah harga acuan pembelian yang ditetapkan dalam Permendag Nomor 96 Tahun 2018, yaitu berkisar Rp18.000 per kg–Rp20.000 per kg.
Sedangkan harga ayam ras potong di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, serta Jawa Barat berada di tingkat paling rendah dibandingkan wilayah lainnya.
Tjahya menyampaikan, menurunnya harga ayam ras potong di tingkat peternak
merupakan cerminan dari kondisi keseimbangan persediaan dan permintaan yang terjadi saat ini.
Harga acuan pembelian di peternak pada Permendag 96 Tahun 2018 merupakan
harga pembelian dalam kondisi normal, mulai dari komponen produksi hingga kondisi persediaan dan permintaan.
Berdasarkan pantauan Kemendag, lanjut Tjahya, saat ini cold storage yang dimiliki masing-masing rumah potong ayam (RPA) dalam kondisi penuh.
Bahkan sebagian besar RPA harus menyewa cold storage baru untuk menyimpan karkas beku. Kondisi seperti ini belum pernah terjadi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Upaya lain yang dilakukan, lanjut Tjahya, yaitu dengan menggelar bazar daging ayam ras di lingkungan Kemendag dengan harga jual di tingkat konsumen sebesar Rp32.000 per kg.
Selain itu, Kemendag juga mengimbau kementerian dan instansi lain untuk turut menggelar bazar serupa.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah, diharapkan keseimbangan
persediaan dan permintaan ayam ras potong dapat kembali pulih kepada tingkat yang wajar dalam waktu dekat ini.
"Kami juga meminta komitmen dari para pelaku usaha perunggasan untuk mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah sehingga kondisi ini tidak terulang kembali di masa mendatang," pungkas Tjahya.
Baca juga: Kementan dan Satgas Pangan telusuri penyebab disparitas harga ayam
Baca juga: Sultan HB X: Peternak bisa menolak jika ayam dibeli murah
Baca juga: Akibat harga turun, peternak bagikan ayam ke warga
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: