Rektor ITB Ahmad Dahlan: Sponsor rokok sasar mahasiswa
1 Juli 2019 13:24 WIB
Rektor Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Ahmad Dahlan Jakarta Mukhaer Pakkanna dalam diskusi terfokus bertema "Pelarangan Total Iklan, Promosi, dan Sponsor Rokok di Perguruan Tinggi" yang diadakan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof Hamka bekerja sama Institut Pengembangan Sosial Indonesia (IISD) di Kampus B Universitas Muhammadiyah Prof Hamka, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Senin (1/7/2019). (ANTARA/Dewanto Samodro)
Jakarta (ANTARA) - Rektor Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Ahmad Dahlan Jakarta Mukhaer Pakkanna mengatakan sponsor rokok di perguruan tinggi menyasar mahasiswa untuk menjadi perokok.
"Karena itu, industri rokok mensponsori berbagai kegiatan mahasiswa," kata Mukhaer dalam diskusi kelompok terfokus yang diadakan di Kampus B Universitas Muhammadiyah Prof Hamka di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Senin.
Mukhaer mengatakan iklan, promosi, dan sponsor rokok yang sistematis dan terus menerus tanpa disadari akan mengondisikan anak dan mahasiswa untuk menjadi perokok pemula.
Karena itu, industri rokok merancang banyak iklan yang kreatif dan semakin banyak memberikan pendanaan untuk mensponsori acara-acara kaum muda dan kegiatan peduli masyarakat.
"Iklan rokok menampilkan slogan yang memengaruhi remaja dengan persepsi keperkasaan sebagai pria sejati, pemberani, dan lain-lain," tuturnya.
Baca juga: HRWG: Perguruan tinggi jadi sasaran promosi dan sponsor rokok
Mukhaer mengatakan Indonesia merupakan surga bagi perokok karena bebas didapatkan di mana saja dan oleh siapa pun, termasuk balita; serta bebas dihisap di mana pun kecuali di pesawat dan ruangan rumah sakit.
"Iklan rokok di Indonesia saat bebas dan perusahaan rokok menjadi sponsor utama kegiatan-kegiatan olahraga. Indonesia surga bagi perokok tetapi menjadi neraka penuh siksa bagi yang bukan perokok," katanya.
Selain surga bagi perokok, Indonesia juga merupakan surga bagi industri rokok sehingga industri rokok internasional berinvestasi ketika di negara asalnya sudah mulai dibatasi.
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof Hamka bekerja sama Institut Pengembangan Sosial Indonesia (IISD) mengadakan diskusi kelompok terfokus bertema "Pelarangan Total Iklan, Promosi, dan Sponsor Rokok di Perguruan Tinggi".
Selain Mukhaer, pembicara lain dalam diskusi tersebut adalah Deputi Direktur Human Rights Working Group (HRWG) Daniel Awigra.
Baca juga: DPR: Iklan rokok di internet boleh asalkan sesuai aturan perundangan
Baca juga: Iklan rokok paling banyak tayang di media luar ruang
Baca juga: KPAI dorong pelarangan segala bentuk iklan rokok
"Karena itu, industri rokok mensponsori berbagai kegiatan mahasiswa," kata Mukhaer dalam diskusi kelompok terfokus yang diadakan di Kampus B Universitas Muhammadiyah Prof Hamka di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Senin.
Mukhaer mengatakan iklan, promosi, dan sponsor rokok yang sistematis dan terus menerus tanpa disadari akan mengondisikan anak dan mahasiswa untuk menjadi perokok pemula.
Karena itu, industri rokok merancang banyak iklan yang kreatif dan semakin banyak memberikan pendanaan untuk mensponsori acara-acara kaum muda dan kegiatan peduli masyarakat.
"Iklan rokok menampilkan slogan yang memengaruhi remaja dengan persepsi keperkasaan sebagai pria sejati, pemberani, dan lain-lain," tuturnya.
Baca juga: HRWG: Perguruan tinggi jadi sasaran promosi dan sponsor rokok
Mukhaer mengatakan Indonesia merupakan surga bagi perokok karena bebas didapatkan di mana saja dan oleh siapa pun, termasuk balita; serta bebas dihisap di mana pun kecuali di pesawat dan ruangan rumah sakit.
"Iklan rokok di Indonesia saat bebas dan perusahaan rokok menjadi sponsor utama kegiatan-kegiatan olahraga. Indonesia surga bagi perokok tetapi menjadi neraka penuh siksa bagi yang bukan perokok," katanya.
Selain surga bagi perokok, Indonesia juga merupakan surga bagi industri rokok sehingga industri rokok internasional berinvestasi ketika di negara asalnya sudah mulai dibatasi.
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof Hamka bekerja sama Institut Pengembangan Sosial Indonesia (IISD) mengadakan diskusi kelompok terfokus bertema "Pelarangan Total Iklan, Promosi, dan Sponsor Rokok di Perguruan Tinggi".
Selain Mukhaer, pembicara lain dalam diskusi tersebut adalah Deputi Direktur Human Rights Working Group (HRWG) Daniel Awigra.
Baca juga: DPR: Iklan rokok di internet boleh asalkan sesuai aturan perundangan
Baca juga: Iklan rokok paling banyak tayang di media luar ruang
Baca juga: KPAI dorong pelarangan segala bentuk iklan rokok
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: