Puluhan hektare sawah di Tasikmalaya terancam gagal panen
30 Juni 2019 19:16 WIB
Kondisi tanah sawah retak-retak akibat kemarau di Desa Sukaraja, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (30/06/2019). (Foto istimewa)
Tasikmalaya (ANTARA) - Puluhan hektare areal pertanian padi di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, terancam gagal panen karena kekurangan pasokan air akibat kemarau yang sudah berlangsung sejak sebulan lalu sehingga petani khawatir akan mengalami kerugian materi yang cukup besar.
"Kondisi lahan sudah kering sejak kemarau yang terjadi sebulan lalu, bisa saja gagal panen," kata Iyan petani di Kampung Sukaruji, Desa Sukaraja, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Minggu.
Ia menuturkan, hujan sudah lama tidak turun sehingga areal persawahan di Kampung Sukaruji kekurangan pasokan air, bahkan beberapa lahan sudah mengalami retakan-retakan tanah.
Menurut dia, jika dalam sepekan ke depan hujan tidak turun maka akan terjadi gagal panen, atau petani akan mengalami kerugian materi karena tidak akan dapat untung dari hasil menanamnya.
"Setidaknya kalau minggu-minggu ini ada hujan kondisi padi yang saat ini berusia dua bulan bisa diselamatkan," katanya.
Ia menyampaikan, musim kemarau tahun ini lebih parah dibandingkan tahun sebelumnya karena menyebabkan tanah sawah retak-retak, bahkan tanaman padi yang sudah berusia dua bulan tidak tumbuh sesuai harapan.
"Kami berharap kemarau ini tidak terlalu panjang agar warga tetap bisa bertani," katanya.
Petani lainnya Aang Yusuf Munawar (43) menambahkan, lahan sawah yang terdampak kekeringan sekitar 30 hektare, sebagian besar diperkirakan akan mengalami gagal panen.
Lahan sawah di Desa Sukaraja, kata dia, merupakan sawah tadah hujan, jika hujan tidak turun maka di lahan pertanian tersebut petani tak bisa bercocok tanam dan tidak bisa menghasilkan.
"Makanya saat hujan tidak turun satu bulan saja bisa kekeringan," katanya.*
Baca juga: Kabupaten Indramayu terancam kekeringan ekstrem
Baca juga: Puluhan hektare pohon jeruk pamelo di Magetan mati kekeringan
"Kondisi lahan sudah kering sejak kemarau yang terjadi sebulan lalu, bisa saja gagal panen," kata Iyan petani di Kampung Sukaruji, Desa Sukaraja, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Minggu.
Ia menuturkan, hujan sudah lama tidak turun sehingga areal persawahan di Kampung Sukaruji kekurangan pasokan air, bahkan beberapa lahan sudah mengalami retakan-retakan tanah.
Menurut dia, jika dalam sepekan ke depan hujan tidak turun maka akan terjadi gagal panen, atau petani akan mengalami kerugian materi karena tidak akan dapat untung dari hasil menanamnya.
"Setidaknya kalau minggu-minggu ini ada hujan kondisi padi yang saat ini berusia dua bulan bisa diselamatkan," katanya.
Ia menyampaikan, musim kemarau tahun ini lebih parah dibandingkan tahun sebelumnya karena menyebabkan tanah sawah retak-retak, bahkan tanaman padi yang sudah berusia dua bulan tidak tumbuh sesuai harapan.
"Kami berharap kemarau ini tidak terlalu panjang agar warga tetap bisa bertani," katanya.
Petani lainnya Aang Yusuf Munawar (43) menambahkan, lahan sawah yang terdampak kekeringan sekitar 30 hektare, sebagian besar diperkirakan akan mengalami gagal panen.
Lahan sawah di Desa Sukaraja, kata dia, merupakan sawah tadah hujan, jika hujan tidak turun maka di lahan pertanian tersebut petani tak bisa bercocok tanam dan tidak bisa menghasilkan.
"Makanya saat hujan tidak turun satu bulan saja bisa kekeringan," katanya.*
Baca juga: Kabupaten Indramayu terancam kekeringan ekstrem
Baca juga: Puluhan hektare pohon jeruk pamelo di Magetan mati kekeringan
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019
Tags: