Pustaka ceria tumbuhkan minat baca anak terpencil di Kabupaten Bogor
30 Juni 2019 07:10 WIB
Mahasiswa Universitas Mercu Buana memberikan pendidikan belajar dan menulis kepada anak-anak Kampung Mulyasari, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, melalui program Pustaka Cerita Kuliah Peduli Negeri (KPN), Minggu (30/6/2019). ANTARA/HO/Dok (Istimewa)
Bogor (ANTARA) - Pustaka Ceria yang dibawa oleh sejumlah mahasiswa Universitas Mercu Buana, Jakarta berhasil menembus Kampung Mulyasari, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat untuk mengajarkan anak-anak di wilayah terpencil itu membaca dan menulis.
Koordinator Program Pustaka Ceria, Universitas Mercu Buana Andi Irawan, Bogor, Minggu, mengatakan Kampung Mulyasari terletak di wilayah perbukitan yang sempat terisolir karena jaraknya yang begitu jauh dari pusat pemerintahan.
"Mulyasari sebelumnya dikenal sebagai kampung putus sekolah," kata Andi.
Lokasi desa tersebut sulit diakses, karena jalan menuju perkampungan tersebut masih jalan kampung hanya bisa ditembus oleh sepeda motor. Jarak tempuh ke desa ini mencapai delapan kilometer dari kantor desa.
Menurut informasi warga, Desa Mulyasari terbentuk sejak tahun 2011 oleh warga yang mengungsi dari bencana longsor, selama itulah tidak ada sekolah di perkampungan tersebut. Anak-anak hanya belajar di ruang kecil bersama guru relawan desa.
Baru satu tahun ini ruang kecil tempat anak Kampung Mulyasari belajar bisa menginduk ke SD Negeri Sukamulya yang jaraknya mencapai tujuh kilometer dari perkampungan warga.
"Untuk menuju sekolah siswa hanya bisa berjalan kaki sejauh tujuh kilometer," kata Andi.
Total ada 47 anak di kampung tersebut yang mengenyam pendidikan. Untuk menumbuhkan semangat belajar dan daya juang untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, sebanyak lima orang mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana memberikan pendidikan kepada anak-anak di Kampung Mulyasari.
Melalui program Pustaka Ceria Kuliah Peduli Negeri (KPN), mahasiswa menggerakkan partisipasi warga untuk membangun minat baca dan kesadaran pelestarian lingkungan melalui kegiatan edukasi dan literasi di Kampung Mulyasari.
"Ini kali pertama Pustaka Cerita turun ke Kampung Mulyasari, kami tertarik karena cerita putus sekolah di kampung ini," kata Andi.
Mahasiswa dan relawan dari Rumah Kebangsaan membangun minat baca para siswa melalui kegiatan membaca-menulis dan permainan edukatif. Mahasiswa juga memperkenalkan Pancasila serta keberagaman Indonesia kepada para siswa.
"Tujuan kegiatan ini adalah membangun minat baca anak-anak dan memotivasi mereka untuk belajar," kata Andi.
Kegiatan Pustaka Ceria KPN Mercu Buana yang dimulai sejak tanggal 28 Juni sampai 30 Juni 2019 itu, selain memberikan edukasi dan literasi, para mahasiswa juga menyerahkan donasi 150 buku dan alat peraga belajar untuk sekolah dan taman baca, donasi 60 Alquran, 50 paket tas sekolah dan alat tulis, serta botol minum.
"Kami ingin anak-anak di kampung ini tidak menyerah dan berjuang agar melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi," kata Andi.
Pendidikan lingkungan yang diberikan kepada anak-anak di Kampung Mulyasari adalah mengurangi penggunaan plastik, salah satunya membiasakan membawa botol minum ke sekolah dan mengaji.
Program Pustaka Ceria didukung sejumlah pihak diantaranya pemerintah desa, Bintara pembina desa yang juga ikut menjadi pemateri pada sesi belajar di kampung tersebut.
Kepala Desa Sukamulya, Komar bersama masyarakat setempat menyambut baik kegiatan Pustaka Ceria KPN Universitas Mercu Buana dan berharap kegiatan tersebut terus digalakkan sehingga anak-anak di kampung tersebut punya semangat untuk sekolah.
Warga di Kampung Mulyasari mayoritas berprofesi sebagai petani. Saat ini warga juga aktif menjadi petani kopi.
"Kami sangat berterima kasih kepada Mercu Buana yang membantu kami memajukan Kampung Mulyasari, terutama dalam upaya penguatan sektor pendidikan," kata Komar.
Baca juga: Jangkauan perpustakaan di Yogyakarta sampai ke kampung
Baca juga: Membuka akses baca di pelosok Padang Pariaman
Baca juga: Ikapi sebut minat baca Indonesia bisa cepat ditingkatkan
Koordinator Program Pustaka Ceria, Universitas Mercu Buana Andi Irawan, Bogor, Minggu, mengatakan Kampung Mulyasari terletak di wilayah perbukitan yang sempat terisolir karena jaraknya yang begitu jauh dari pusat pemerintahan.
"Mulyasari sebelumnya dikenal sebagai kampung putus sekolah," kata Andi.
Lokasi desa tersebut sulit diakses, karena jalan menuju perkampungan tersebut masih jalan kampung hanya bisa ditembus oleh sepeda motor. Jarak tempuh ke desa ini mencapai delapan kilometer dari kantor desa.
Menurut informasi warga, Desa Mulyasari terbentuk sejak tahun 2011 oleh warga yang mengungsi dari bencana longsor, selama itulah tidak ada sekolah di perkampungan tersebut. Anak-anak hanya belajar di ruang kecil bersama guru relawan desa.
Baru satu tahun ini ruang kecil tempat anak Kampung Mulyasari belajar bisa menginduk ke SD Negeri Sukamulya yang jaraknya mencapai tujuh kilometer dari perkampungan warga.
"Untuk menuju sekolah siswa hanya bisa berjalan kaki sejauh tujuh kilometer," kata Andi.
Total ada 47 anak di kampung tersebut yang mengenyam pendidikan. Untuk menumbuhkan semangat belajar dan daya juang untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, sebanyak lima orang mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana memberikan pendidikan kepada anak-anak di Kampung Mulyasari.
Melalui program Pustaka Ceria Kuliah Peduli Negeri (KPN), mahasiswa menggerakkan partisipasi warga untuk membangun minat baca dan kesadaran pelestarian lingkungan melalui kegiatan edukasi dan literasi di Kampung Mulyasari.
"Ini kali pertama Pustaka Cerita turun ke Kampung Mulyasari, kami tertarik karena cerita putus sekolah di kampung ini," kata Andi.
Mahasiswa dan relawan dari Rumah Kebangsaan membangun minat baca para siswa melalui kegiatan membaca-menulis dan permainan edukatif. Mahasiswa juga memperkenalkan Pancasila serta keberagaman Indonesia kepada para siswa.
"Tujuan kegiatan ini adalah membangun minat baca anak-anak dan memotivasi mereka untuk belajar," kata Andi.
Kegiatan Pustaka Ceria KPN Mercu Buana yang dimulai sejak tanggal 28 Juni sampai 30 Juni 2019 itu, selain memberikan edukasi dan literasi, para mahasiswa juga menyerahkan donasi 150 buku dan alat peraga belajar untuk sekolah dan taman baca, donasi 60 Alquran, 50 paket tas sekolah dan alat tulis, serta botol minum.
"Kami ingin anak-anak di kampung ini tidak menyerah dan berjuang agar melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi," kata Andi.
Pendidikan lingkungan yang diberikan kepada anak-anak di Kampung Mulyasari adalah mengurangi penggunaan plastik, salah satunya membiasakan membawa botol minum ke sekolah dan mengaji.
Program Pustaka Ceria didukung sejumlah pihak diantaranya pemerintah desa, Bintara pembina desa yang juga ikut menjadi pemateri pada sesi belajar di kampung tersebut.
Kepala Desa Sukamulya, Komar bersama masyarakat setempat menyambut baik kegiatan Pustaka Ceria KPN Universitas Mercu Buana dan berharap kegiatan tersebut terus digalakkan sehingga anak-anak di kampung tersebut punya semangat untuk sekolah.
Warga di Kampung Mulyasari mayoritas berprofesi sebagai petani. Saat ini warga juga aktif menjadi petani kopi.
"Kami sangat berterima kasih kepada Mercu Buana yang membantu kami memajukan Kampung Mulyasari, terutama dalam upaya penguatan sektor pendidikan," kata Komar.
Baca juga: Jangkauan perpustakaan di Yogyakarta sampai ke kampung
Baca juga: Membuka akses baca di pelosok Padang Pariaman
Baca juga: Ikapi sebut minat baca Indonesia bisa cepat ditingkatkan
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: