Ikbal terseret kabel SUTET hingga ketinggian 30 meter dan jatuh
29 Juni 2019 14:40 WIB
Arsip Petugas melakukan pemeriksaan konduktor sutet di Arcamanik, Bandung, Jawa Barat, Senin (14/1/2019). Pemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 3.796 MW atau menjadi 66.565,71 MW pada 2019 dibandingkan dengan 2018 yang hanya 62.589,71 MW. (ANTARA JABAR/Raisan Al Farisi/agr)
Padang Aro (ANTARA) - Seorang anak Ikbal Andani (12) warga Jorong Sungai Padi Utara Kabupaten Solok Selatan terseret kabel Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) setinggi 30 meter dan terjatuh hingga mengakibatkan seluruh badannya memar.
Orang tua korban Febriyenti (40), di Padang Aro, Sabtu, mengatakan, pada Jumat (27/6) pukul 15.00 WIB anaknya Ikbal beserta empat temannya bermain di sekitar kabel SUTET yang masih kendor di sawah warga. Menurut dia pada saat itu anaknya memegang kabel SUTET saat pekerja melakukan penarikan sehingga membuat Ikbal terseret hingga ketinggian sekitar 30 meter.
"Anak saya terseret kabel hingga ke atas karena ia berpegang ke kabel dan setelah selesai penarikan posisinya sudah tinggi dan tidak kuat lagi bergantung sehingga jatuh ke pematang sawah dan sampai di bawah tidak sanggup lagi bergerak," ujarnya.
Baca juga: Seorang laki-laki memanjat menara SUTET di Kwitang
Baca juga: PLN: Di Kalbar 99 persen pemadaman disebabkan tali layang - layang
Dia menyebutkan, orang yang pertama kali melihat anaknya terseret sampai terjatuh adalah seorang petani yang sedang bekerja di sekitar proyek.
Setelah melihat anaknya jatuh petani tersebut memberitahukan ke rumah karena takut kalau langsung menolong.
"Mendapat kabar itu suami saya langsung menjemput Ikbal ke lokasi dan membawanya ke rumah," ujarnya.
Usai dibawa ke rumah Ikbal tidak langsung dibawa ke dokter atau rumah sakit tetapi dirawat di rumah sampai pukul 18.30 Wib.
"Saat sampai di rumah anak saya tidak bisa menggerakkan badannya bahkan untuk duduk saja tidak bisa dan seluruh tubuhnya memar," katanya.
Setelah shalat magrib katanya, pihak perusahaan datang ke rumah dan membawa Ikbal ke Puskesmas Lubuak Gadang.
Setelah sampai di Puskesmas Lubuak Gadang, Ikbal langsung di rujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok Selatan untuk mendapatkan perawatan.
"Hari ini Ikbal akan dirujuk ke salah satu rumah sakit di Padang untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut, " katanya.
Site manager PT Rekadaya Elektrikal Wendi mengatakan, pihaknya beserta sub kontraktor PT IKAM sudah mendatangi keluarga korban.
"Untuk pembiayaan perawatan Ikbal akan dibahas lebih lanjut dengan subkontraktor PT IKAM," ujarnya.
Dia menjelaskan pekerja lapangan sebetulnya sudah memperingatkan anak-anak untuk tidak bermain di sekitar proyek. Menurut dia jarak antara menara cukup jauh sehingga hal seperti itu sulit dipantau oleh pekerja di lapangan.
Kemudian terkait rambu peringatan, kalau di dekat lokasi pekerjaan ada tetapi di sepanjang bentangan kabel memang tidak ada.
Sementara itu Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP M Rosidi mengatakan pihaknya sudah menerima laporan terkait kelalaian perusahaan dalam melaksanakan satu pekerjaan.
"Laporan sudah kami terima dan petugas akan melakukan pengecekan lapangan dulu," ujarnya.
Orang tua korban Febriyenti (40), di Padang Aro, Sabtu, mengatakan, pada Jumat (27/6) pukul 15.00 WIB anaknya Ikbal beserta empat temannya bermain di sekitar kabel SUTET yang masih kendor di sawah warga. Menurut dia pada saat itu anaknya memegang kabel SUTET saat pekerja melakukan penarikan sehingga membuat Ikbal terseret hingga ketinggian sekitar 30 meter.
"Anak saya terseret kabel hingga ke atas karena ia berpegang ke kabel dan setelah selesai penarikan posisinya sudah tinggi dan tidak kuat lagi bergantung sehingga jatuh ke pematang sawah dan sampai di bawah tidak sanggup lagi bergerak," ujarnya.
Baca juga: Seorang laki-laki memanjat menara SUTET di Kwitang
Baca juga: PLN: Di Kalbar 99 persen pemadaman disebabkan tali layang - layang
Dia menyebutkan, orang yang pertama kali melihat anaknya terseret sampai terjatuh adalah seorang petani yang sedang bekerja di sekitar proyek.
Setelah melihat anaknya jatuh petani tersebut memberitahukan ke rumah karena takut kalau langsung menolong.
"Mendapat kabar itu suami saya langsung menjemput Ikbal ke lokasi dan membawanya ke rumah," ujarnya.
Usai dibawa ke rumah Ikbal tidak langsung dibawa ke dokter atau rumah sakit tetapi dirawat di rumah sampai pukul 18.30 Wib.
"Saat sampai di rumah anak saya tidak bisa menggerakkan badannya bahkan untuk duduk saja tidak bisa dan seluruh tubuhnya memar," katanya.
Setelah shalat magrib katanya, pihak perusahaan datang ke rumah dan membawa Ikbal ke Puskesmas Lubuak Gadang.
Setelah sampai di Puskesmas Lubuak Gadang, Ikbal langsung di rujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok Selatan untuk mendapatkan perawatan.
"Hari ini Ikbal akan dirujuk ke salah satu rumah sakit di Padang untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut, " katanya.
Site manager PT Rekadaya Elektrikal Wendi mengatakan, pihaknya beserta sub kontraktor PT IKAM sudah mendatangi keluarga korban.
"Untuk pembiayaan perawatan Ikbal akan dibahas lebih lanjut dengan subkontraktor PT IKAM," ujarnya.
Dia menjelaskan pekerja lapangan sebetulnya sudah memperingatkan anak-anak untuk tidak bermain di sekitar proyek. Menurut dia jarak antara menara cukup jauh sehingga hal seperti itu sulit dipantau oleh pekerja di lapangan.
Kemudian terkait rambu peringatan, kalau di dekat lokasi pekerjaan ada tetapi di sepanjang bentangan kabel memang tidak ada.
Sementara itu Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP M Rosidi mengatakan pihaknya sudah menerima laporan terkait kelalaian perusahaan dalam melaksanakan satu pekerjaan.
"Laporan sudah kami terima dan petugas akan melakukan pengecekan lapangan dulu," ujarnya.
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Tags: