Copa America 2019
Pelatih Kolombia: hasil adu penalti itu di tangan Tuhan, bukan pemain
29 Juni 2019 10:41 WIB
Reaksi para pemain tim nasional Kolombia setelah rekan mereka William Tesillo (tidak di dalam gambar) gagal menjadi algojo kelima adu penalti kontra Chile dalam laga perempat final Copa America 2019 di Stadion Arena Corinthians, Sao Paulo, Brasil, Jumat (28/6/2019) setempat. (ANTARA/AFP/Nelson Almeida)
Jakarta (ANTARA) - Pelatih tim nasional Kolombia Carlos Queiroz dirundung kekecewaan karena tersingkir dari perempat final Copa America 2019 setelah kalah 4-5 dalam adu penalti melawan Chile di Stadion Arena Corinthians, Sao Paulo, Brasil, Sabtu WIB.
"Adu penalti itu lebih sering ditentukan di tangan Tuhan ketimbang para pemain, demikian adanya dan akan selalu begitu," kata Queiroz selepas pertandingan dilansir AFP.
Setelah empat algojo awal Kolombia selalu sukses melakukan tugasnya, bek kiri William Tesillo melepaskan tendangan yang melenceng ke samping kanan gawang.
Kegagalan Tesillo disusul eksekusi tenang Alexis Sanchez yang mengecoh kiper David Ospina dan memastikan kemenangan Chile 5-4.
Baca juga: Chile singkirkan Kolombia lewat adu penalti, usai dua gol dianulir
Kendati menyebut hasil pertandingan lewat adu penalti ditentukan di tangan Tuhan, tim besutan Queiroz sendiri yang membuat keadaan menjadi demikian.
Sebab, sepanjang laga Kolombia hanya bisa berusaha meredam gempuran yang datang bertubi-tubi dari para pemain Chile, tanpa memberikan perlawanan yang cukup berarti.
Malahan, dua kali gawang Kolombia berhasil dibobol oleh Charles Aranguiz dan Arturo Vidal pada menit ke-15 dan ke-72, namun nasib Tricolore diselamatkan oleh VAR yang menganulir kedua gol tersebut.
Ketika Queiroz masih diberi kesempatan untuk membuka jalan ke semifinal lewat adu penalti, lima algojo pilihannya tidak melakukan tugas sebaik lima algojo pilihan pelatih Chile, Reinaldo Rueda.
Kolombia mengulangi lagi nasib mereka pada Copa America 1999, yakni berhasil menyapu bersih kemenangan di tiga laga penyisihan grup hanya untuk terhenti di babak perempat final, oleh lawan yang sama, Chile.
Baca juga: Aguero bertepuk dada, sebut Argentina kuat di babak gugur
"Adu penalti itu lebih sering ditentukan di tangan Tuhan ketimbang para pemain, demikian adanya dan akan selalu begitu," kata Queiroz selepas pertandingan dilansir AFP.
Setelah empat algojo awal Kolombia selalu sukses melakukan tugasnya, bek kiri William Tesillo melepaskan tendangan yang melenceng ke samping kanan gawang.
Kegagalan Tesillo disusul eksekusi tenang Alexis Sanchez yang mengecoh kiper David Ospina dan memastikan kemenangan Chile 5-4.
Baca juga: Chile singkirkan Kolombia lewat adu penalti, usai dua gol dianulir
Kendati menyebut hasil pertandingan lewat adu penalti ditentukan di tangan Tuhan, tim besutan Queiroz sendiri yang membuat keadaan menjadi demikian.
Sebab, sepanjang laga Kolombia hanya bisa berusaha meredam gempuran yang datang bertubi-tubi dari para pemain Chile, tanpa memberikan perlawanan yang cukup berarti.
Malahan, dua kali gawang Kolombia berhasil dibobol oleh Charles Aranguiz dan Arturo Vidal pada menit ke-15 dan ke-72, namun nasib Tricolore diselamatkan oleh VAR yang menganulir kedua gol tersebut.
Ketika Queiroz masih diberi kesempatan untuk membuka jalan ke semifinal lewat adu penalti, lima algojo pilihannya tidak melakukan tugas sebaik lima algojo pilihan pelatih Chile, Reinaldo Rueda.
Kolombia mengulangi lagi nasib mereka pada Copa America 1999, yakni berhasil menyapu bersih kemenangan di tiga laga penyisihan grup hanya untuk terhenti di babak perempat final, oleh lawan yang sama, Chile.
Baca juga: Aguero bertepuk dada, sebut Argentina kuat di babak gugur
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019
Tags: