Kesehatan presiden Tunisia meningkat tajam, ia telepon Menhan
28 Juni 2019 19:55 WIB
Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi membacakan sumpah jabatan di Majelis Konstituen, Tunis, Tunisia, Rabu (31/12). Politisi veteran Essebsi disumpah sebagai presiden Tunisia Rabu kemarin, menjadikannya presiden pertama yang dipilih secara demokratis sejak gerakan kebangkitan yang menggulingkan otokrat Zine El-Abidine Ben Ali. (REUTERS/Zoubeir Souissi)
Tunis (ANTARA) - Kondisi kesehatan Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi telah berangsur-angsur membaik dan ia telah menelepon menteri pertahanan mengenai situasi di negeri itu, kata kantor presiden pada Jumat.
Essebsi (92), pelaku utama dalam peralihan negeri itu menuju demokrasi sejak 2011, dibawa ke rumah sakit militer pada Kamis, setelah menderita "krisis kesehatan parah".
"Situasi kesehatan Presiden membaik luar biasa ... Presiden mengadakan pembicaraan telepon pagi ini dengan Menteri Pertahanan mengenai situasi umum di negeri ini," kata wanita Juru Bicara Presdien Said Guarach, sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat.
Kepala negara yang berusia lanjut tersebut juga dirawat di rumah sakit pekan lalu, karena apa yang digambarkan kantor presiden sebagai perawatan yang tidak serius.
Essebsi telah menjadi tokoh utama di Tunisia sejak penggulingan Zine El-Abidine Ben Ali pada 2011, yang diikuti oleh aksi perlawanan terhadap para pemimpin otoriter di seluruh Timur Tengah, termasuk di negara tetangganya, Libya dan Mesir.
Tunisia menyusuri jalur menuju demokrasi tanpa banyak kekerasan seperti yang terlihat di negara lain, meskipun telah menjadi sasaran gerilyawan fanatik selama bertahun-tahun.
Pada Kamis (27/6), dua pembom bunuh diri meledakkan diri mereka dalam serangan terhadap polisi di Ibu Kota Tunisia, Tunis, menewaskan seorang polisi dan melukai beberapa orang lagi.
Baca juga: Dua serangan bom bunuh diri di Tunisia tewaskan seorang polisi
Baca juga: Presiden Tunisia tak ingin calonkan diri untuk periode kedua
Baca juga: Menkes Tunisia mundur setelah 11 bayi meninggal di rumah sakit
Sumber: Reuters
Essebsi (92), pelaku utama dalam peralihan negeri itu menuju demokrasi sejak 2011, dibawa ke rumah sakit militer pada Kamis, setelah menderita "krisis kesehatan parah".
"Situasi kesehatan Presiden membaik luar biasa ... Presiden mengadakan pembicaraan telepon pagi ini dengan Menteri Pertahanan mengenai situasi umum di negeri ini," kata wanita Juru Bicara Presdien Said Guarach, sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat.
Kepala negara yang berusia lanjut tersebut juga dirawat di rumah sakit pekan lalu, karena apa yang digambarkan kantor presiden sebagai perawatan yang tidak serius.
Essebsi telah menjadi tokoh utama di Tunisia sejak penggulingan Zine El-Abidine Ben Ali pada 2011, yang diikuti oleh aksi perlawanan terhadap para pemimpin otoriter di seluruh Timur Tengah, termasuk di negara tetangganya, Libya dan Mesir.
Tunisia menyusuri jalur menuju demokrasi tanpa banyak kekerasan seperti yang terlihat di negara lain, meskipun telah menjadi sasaran gerilyawan fanatik selama bertahun-tahun.
Pada Kamis (27/6), dua pembom bunuh diri meledakkan diri mereka dalam serangan terhadap polisi di Ibu Kota Tunisia, Tunis, menewaskan seorang polisi dan melukai beberapa orang lagi.
Baca juga: Dua serangan bom bunuh diri di Tunisia tewaskan seorang polisi
Baca juga: Presiden Tunisia tak ingin calonkan diri untuk periode kedua
Baca juga: Menkes Tunisia mundur setelah 11 bayi meninggal di rumah sakit
Sumber: Reuters
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019
Tags: