Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir secara berkelakar mengatakan pelantikan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Prof Anhar Riza Antariksawan "salah tempat" karena seharusnya menjabat di institusi lain.

"Pelantikan ini seharusnya salah tempat, seharusnya beliau di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) karena namanya ada Antariksawan ," kata Nasir bercanda di Jakarta, Jumat.

Menteri Nasir melantik Anhar Riza Antariksawan sebagai Kepala BATAN menggantikan Djarot Wisnubroto yang habis masa jabatannya pada Desember 2018.

Ia menyebutkan pelantikan tersebut merupakan pelantikan rutin yang dilakukan dan hasil dari seleksi panitia seleksi.

Menurut dia, yang paling penting dilakukan adalah bagaimana meningkatkan riset yang bermanfaat bagi bangsa baik bidang kesehatan, pangan dan energi.

"Untuk bidang energi, bagaimana membuat contoh dibidang energi misalnya buat reaktor nuklir, karena energi tidak cukup bergantung pada energi fosil."

Dia meminta Kepala BATAN yang baru untuk melakukan koordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Menurut dia, Indonesia memiliki pengalaman dalam mengelola nuklir karena telah memiliki tiga reaktor nuklir sejak 1965.

"Kita menunggu arahan Presiden. BATAN. tidak bisa membuat begitu saja, tanpa arahan dari Presiden tentang reaktor daya eksperimen. Rancangannya sudah ada, dan baru disetujui kalau ada anggaran yang pasti karena membuat reaktor tidak hanya setahun dua tahun," katanya.

Penganggaran, katanya, dilakukan mulai rancangan awal hingga awal pengoperasiannya.

Kepala BATAN, Anhar Riza Antariksawan mengatakan pihaknya akan menghadirkan Iptek nuklir bagi kemajuan bangsa yang terdiri dari beberapa bidang yakni pangan, kesehatan, energi, dan industri.

"Pengembangan iptek nuklir diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa," katanya.

Ia menambahkan reaktor daya eksperimen digunakan untuk pembangkit listrik. Reaktor itu menjadi salah satu contoh pemanfaatan nuklir untuk energi di Indonesia bagaimana penanganannya dan bagaimana pengolahan limbahnya.

Sebelum menjabat sebagai Kepala BATAN, Anhar menjabat sebagai peneliti utama. Ialahir di Semarang pada 6 November 1962.

Anhad menamatkan pendidikan Program Studi Teknik Nuklir di Universitas Gadjah Mada kemudian melanjutkan pendidikan pascasarjana hingga meraih gelar doktor di Institut Nasional Politeknik Prancis.

Baca juga: Menristekdikti lantik Anhar Riza sebagai Kepala BATAN

Baca juga: Batan kantongi izin tapak reaktor daya eksperimental

Baca juga: BATAN nyatakan regenerasi ahli nuklir berjalan lamban