Jakarta (ANTARA) - Situs layanan jual-beli dalam jaringan (online) Bukalapak berbagi resep membangun perusahaan rintisan (startup) menyusul pencapaian mereka menyandang status unicorn di Indonesia pada 2018.

"Mudah-mudahan (pencapaian itu) jadi pelecut buat tim kami," kata CEO Bukalapak Achmad Zaky kepada wartawan di Jakarta, Kamis.

Sebagai salah satu startup dengan peringkat teratas di Indonesia dan mempunyai valuasi perusahaan senilai satu miliar dolar AS, Zaky mengaku bangga sekaligus khawatir terhadap "kutukan" kenyamanan atas pencapaian yang diraih perusahaannya.

Zaky pun berpesan kepada wirausahawan muda Indonesia yang sedang merintis perusahaan berbasis teknologi untuk tidak cepat menyerah dan terus mencoba usaha meskipun berkali-kali gagal.

"Anggap kegagalan (sebagai) suatu kewajaran. Terus mencoba, gagal, coba lagi, coba terus. Nanti, akan ada gilirannya yang pas," kata Zaky.

Baca juga: Bukalapak jadi decacorn tahun ini?

Selain mental tidak takut gagal, Zaky berpesan agar pelaku startup agar rajin mencari informasi, terutama terkait bisnis mereka.

"Rajin ngulik. Bisnis itu naik-turun," katanya.

Bukalapak saat ini menjadi salah satu startup kelas unicorn di Indonesia, bersama Traveloka, GOJEK dan Tokopedia.

Pengembangan perusahaan rintisan telah menjadi tren di Indonesia yang dibuktikan dari jumlah startup menurut situs Startup Ranking mencapai 2.079 di Tanah Air.

Namun dalam buku "Mapping & Database Startup Indonesia 2018" yang diterbitkan Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia (MIKTI), tercatat 992 perusahaan rintisan di Indonesia berdasarkan verifikasi lapangan.

Baca juga: New retail dan logistik, sektor potensial startup Indonesia

Baca juga: 4 "startup" sinergi ingin dorong perkembangan UKM