Garut (ANTARA) - Musim kemarau yang tahun ini datang lebih awal dari tahun lalu membuat sebagian lahan pertanian di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, mulai mengalami kekeringan.
"Dampak kemarau ini sangat berpengaruh pada persediaan air, akibatnya lahan pertanian ada yang kekeringan sedang, ringan dan berat," kata Kepala Bidang Sumber Daya Dinas Pertanian Kabupaten Garut Deni Herdiana kepada wartawan di Garut, Kamis.
Di Kabupaten Garut, ia menjelaskan, 470 hektare lahan mengalami kekeringan ringan, 214 hektare mengalami kekeringan sedang, 153 hektare lahan mengalami kekeringan berat, dan lima hektare lahan pertanian gagal panen akibat kekeringan.
Areal persawahan yang dilanda kekeringan, dia melanjutkan, berada di wilayah Garut bagian selatan seperti Kecamatan Bungbulang, Cikelet dan Pameungpeuk serta daerah utara seperti Leuwigoong, Cibatu, dan Cibiuk.
Dinas Pertanian Kabupaten Garut mengerahkan petugas untuk mendata daerah pertanian yang kena dampak kekeringan serta melakukan upaya-upaya untuk mengatasinya.
"Kita melakukan pendataan lalu melakukan pengaturan aliran air dan mencari sumber mata air dan program pompanisasi di daerah yang dilanda kekeringan," kata Deni.
Baca juga:
Kementan turunkan tim antisipasi kekeringan
67 desa di Kabupaten Sampang dilanda kekeringan
Kekeringan mulai melanda lahan pertanian di Garut
27 Juni 2019 14:33 WIB
Arsip Foto. Areal persawahan di Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, mulai kena dampak kekeringan. (ANTARA/Feri Purnama)
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019
Tags: