Jenewa, Swiss (ANTARA) - Satu gambar mengenai seorang lelaki dan putrinya, yang masih kecil, yang tenggelam hingga tewas di perbatasan AS-Mexico, melambangkan kegagalan untuk menangani keputus-asaan, kata badan pengungsi PBB, Rabu (26/6).
"UNHCR --Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi-- sangat terkejut melihat foto yang menyayat hati mengenai mayat Oscar Alberto Martines Ramirez dan putrinya, yang berusia 23 bulan, Valeria, dari El-Salvador yang hanyut ke pantai Rio Grande," katanya di dalam satu pernyataan.
Gambar tersebut, yang disiarkan luas di media sosial, memperlihatkan wajah kedua orang itu menghadap ke bawah di alang-alang di tepi sungai. Ia kelihatanya merobek kausnya untuk membuat gendongan bayi sementara, dan kepala mereka saling bertempelan. Celana anak perempuan itu melembung gara-gara pempers.
Komsaris Tinggi PBB Urusan Pengungsi Filippo Grandi mengatakan mereka bersabung nyawa sebab mereka tak memperoleh perlindungan yang mestinya mereka terima berdasarkan hukum internasional.
"Kematian Oscar dan Valeria merupakan kegagalan untuk menangani kerusuhan dan kekecewaan yang mendorong orang melakukan perjalanan menempuh bahaya untuk memperoleh kehidupan yang aman dan bermartabat," kata Grandi di dalam satu pernyataan, sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis.
UNHCR membandingkannya dengan gambar yang menjadi ikon mengenai bayi pengungsi Suriah, Alan Kurdi, yang hanyut ke pantai Laut Tengah pada 2015.
Alan Kurdi adalah bagian dari gelombang pengungsi Suriah yang membuat panik di Eropa, sehingga Turki secara efektif menutup jalur pengungsi melalui Yunani atas permintaan Uni Eropa.
Sejak itu, banyak negara telah memasang penghalang buat migran dan sebagian, seperti Uni Eropa serta Amerika Serikat, telah menekan negara tetangga mereka agar mengurangi jumlah orang yang berusaha melakukan perjalanan.
Presiden AS Donald Trump mengancam Mexico dengan taris perdagangan sampai negara tersebut setuju membantu mengurangi jumlah migran, dan lonjakan yang telah memenuhi instalasi perbatasan AS, sementara pengacara imigrasi mengatakan anak-anak ditahan selama berpekan-pekan tanpa kesehatan atau makanan yang memadai.
Lembaga US Customs and Border Protection pada Selasa mengatakan penjabat komisarisnya mundur, sementara Gedung Putih mensahkan paket dana 4,5 miliar dolar AS buat program penampungan, pemberian makan dan pengawasan keluarga Amerika Tengah yang meminta suaka.
Banyak ahli mengenai migran mengatakan diperketatnya pengawasan malah menyulut migrasi gelap dan membuat mereka mencari jalur baru.
Sumber: Reuters
Baca juga: DPR AS setujui Rp63 triliun untuk tangani migran di perbatasan
Baca juga: Satgas gagalkan keberangkatan 5 calon pekerja migran
Baca juga: Kasus kematian 71 migran di Austria, 4 pelaku dipenjara seumur hidup
Gambar migran yang tenggelam bukti kegagalan penanganan keputus-asaan
27 Juni 2019 10:43 WIB
Migran yang tenggelam. AFP/Getty image.
Penerjemah: Chaidar Abdullah,
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2019
Tags: