Silek Art Festival 2019 fokus pada arsip dan dokumentasi
26 Juni 2019 18:42 WIB
Ilustrasi - Dua pesilat menunjukan kemampuannya "Basilek" di atas sawah, di Kota Solok, Sumatera Barat, Minggu (22/1). Atraksi kesenian silat tua khas Solok tersebut dipertunjukkan untuk melestarikan tradisi "Silek Tuo" yang kurang diminati terutama bagi kalangan pemuda. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/pd/17)
Padang (ANTARA) - Silek Art Festival (SAF) 2019 akan fokus pada arsip dan dokumentasi pengetahuan terkait bela diri tradisional Minangkabau, yaitu silek (silat).
"Saat ini belum banyak arsip dan dokumentasi pengetahuan terkait silek. Ini yang kita upayakan untuk melestarikan
kekayaan budaya Minangkabau," kata Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, di Padang, Rabu.
Ia mengatakan itu usai meluncurkan Silek Art Festival 2019 dengan tema “Sapakaik Mangko Balega” di Padang.
Silek Arts Festival merupakan sebuah kegiatan pengembangan yang tergabung dalam format Indonesiana. Format ini sendiri merupakan sebuah inisiatif baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam pengembangan struktur hubungan terpola antar penyelenggara kegiatan kebudayaan di Indonesia yang dibangun secara gotong royong.
Kegiatan ini juga merupakan sebuah upaya dalam mendukung UU No.5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dalam rangka menangani kegiatan budaya secara lebih sistematis.
Format Indonesiana, dalam hal ini SAF 2019, sifatnya gotong-rotong mulai dari tingkat nasional melibatkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Ditjen Kebudayaan), pemerintah daerah, komunitas-komunitas, seniman dan budayawan, serta ekosistem kebudayaan lainnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Gemala Ranti menambahkan kegiatan tersebut sekaligus dukungan untuk menguatkan silek sebagai warisan dunia tak benda UNESCO yang saat ini sedang diupayakan.
Ia berharap dalam tahun ini juga proses silek sebagai salah satu warisan dunia UNESCO bisa terwujud.
Sementara itu Direktur Festival SAF 2019, Ediwar mengatakan penyelenggaraan SAF 2019 sudah dimulai sejak awal tahun, mulai dari pembentukan tim produksi, melakukan pendekatan pada dinas-dinas terkait dengan seni budaya di kabupaten/kota di Sumbar, serta menjalin hubungan dengan seniman
dan budayawan Sumatera Barat.*
Baca juga: Silek Minangkabau tak melulu seni bela diri
Baca juga: Silek Minangkabau jadi cara memperbaiki tingkah si bandel
"Saat ini belum banyak arsip dan dokumentasi pengetahuan terkait silek. Ini yang kita upayakan untuk melestarikan
kekayaan budaya Minangkabau," kata Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, di Padang, Rabu.
Ia mengatakan itu usai meluncurkan Silek Art Festival 2019 dengan tema “Sapakaik Mangko Balega” di Padang.
Silek Arts Festival merupakan sebuah kegiatan pengembangan yang tergabung dalam format Indonesiana. Format ini sendiri merupakan sebuah inisiatif baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam pengembangan struktur hubungan terpola antar penyelenggara kegiatan kebudayaan di Indonesia yang dibangun secara gotong royong.
Kegiatan ini juga merupakan sebuah upaya dalam mendukung UU No.5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dalam rangka menangani kegiatan budaya secara lebih sistematis.
Format Indonesiana, dalam hal ini SAF 2019, sifatnya gotong-rotong mulai dari tingkat nasional melibatkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Ditjen Kebudayaan), pemerintah daerah, komunitas-komunitas, seniman dan budayawan, serta ekosistem kebudayaan lainnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Gemala Ranti menambahkan kegiatan tersebut sekaligus dukungan untuk menguatkan silek sebagai warisan dunia tak benda UNESCO yang saat ini sedang diupayakan.
Ia berharap dalam tahun ini juga proses silek sebagai salah satu warisan dunia UNESCO bisa terwujud.
Sementara itu Direktur Festival SAF 2019, Ediwar mengatakan penyelenggaraan SAF 2019 sudah dimulai sejak awal tahun, mulai dari pembentukan tim produksi, melakukan pendekatan pada dinas-dinas terkait dengan seni budaya di kabupaten/kota di Sumbar, serta menjalin hubungan dengan seniman
dan budayawan Sumatera Barat.*
Baca juga: Silek Minangkabau tak melulu seni bela diri
Baca juga: Silek Minangkabau jadi cara memperbaiki tingkah si bandel
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
Tags: