IPB bagikan cendawan endofit perkuat akar padi hadapi kemarau
26 Juni 2019 16:29 WIB
Cendawan (jamur) endofit, Penicillium sp. PTN AK 09 hasil penelitian Dr Suryo Wiyono dari Departemen Proteksi Tanaman IPB. ANTARA/HO/Dok (Suryo Wiyono)
Jakarta (ANTARA) - Klinik Tanaman Institut Pertanian Bogor (IPB) membagikan cendawan endofit ke sejumlah petani padi di beberapa wilayah sebagai salah satu upaya untuk mencegah kekeringan di musim kemarau tahun 2019.
"Kami sudah membagikan cendawan endofit ke petani padi di Bojonegoro, Indramayu, Tegal Lombok," kata Ketua Departemen Proteksi Tanaman Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr Suryo Wiyono kepada ANTARA saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Menurut Suryo, kekeringan mengancam petani padi karena menurunkan produksi. Rata-rata kekeringan padi sawah di Indonesia 250 ribu hektare per tahun.
Baca juga: IPB ingatkan petani padi waspada kekeringan
Padi yang kurang air mengalami gangguan pertumbuhan, fotosintesis dan menurutnya kandungan pati, bahkan memicu kematian tanaman.
Cendawan endofit merupakan terobosan teknologi baru Departemen Proteksi Tanaman IPB dalam mengatasi masalah kekeringan di lahan sawah. Teknologi ini telah diteliti selama delapan tahun terakhir.
Teknologi cendawan endofit dapat berperan penting dalam mengatasi kekeringan di samping teknologi yang sudah ada seperti pengaturan waktu tanam, varietas toleran, pengaturan irigasi
"Cendawan endofit berfungsi meningkatkan ketahanan padi terhadap kekeringan," kata Suryo.
Ia menjelaskan cendawan endofit ini yaitu Penicillium sp. PTN AK 09 merupakan cendawan mikro yang tidak kasat mata, yang menghuni bagian dalam jaringan tanaman tapi tidak menimbulkan penyakit.
Cara kerja cendawan endofit meningkatkan sistem perakaran tanaman dan memperkecil jumlah stomata yang membuka. Mengaplikasikan cendawan ini dilakukan dengan merendam benih padi yang akan ditanam dengan campuran cendawan endofit.
"Saat terjadi kekeringan, stomata akan banyak yang tertutup sehingga dapat mengurangi penguapan," kata Suryo.
Ia mengatakan pembagian cendawan endofit ini masih terbatas karena anggaran yang ada di Departemen Proteksi Tanaman IPB.
Suryo menekankan tujuan pembagian cendawan endofit bukan untuk produksi padi bagus pada saat kekeringan.
"Tetapi bertahan hidup pada kondisi kekeringan itu sudah cukup," kata Suryo.
Diperkirakan di masa depan kekeringan akan menjadi semakin mengancam produksi padi khususnya dan pertanian pada umumnya.
Baca juga: Akademisi : Galakkan gerakan panen air hujan cegah kekeringan
"Kami sudah membagikan cendawan endofit ke petani padi di Bojonegoro, Indramayu, Tegal Lombok," kata Ketua Departemen Proteksi Tanaman Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr Suryo Wiyono kepada ANTARA saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Menurut Suryo, kekeringan mengancam petani padi karena menurunkan produksi. Rata-rata kekeringan padi sawah di Indonesia 250 ribu hektare per tahun.
Baca juga: IPB ingatkan petani padi waspada kekeringan
Padi yang kurang air mengalami gangguan pertumbuhan, fotosintesis dan menurutnya kandungan pati, bahkan memicu kematian tanaman.
Cendawan endofit merupakan terobosan teknologi baru Departemen Proteksi Tanaman IPB dalam mengatasi masalah kekeringan di lahan sawah. Teknologi ini telah diteliti selama delapan tahun terakhir.
Teknologi cendawan endofit dapat berperan penting dalam mengatasi kekeringan di samping teknologi yang sudah ada seperti pengaturan waktu tanam, varietas toleran, pengaturan irigasi
"Cendawan endofit berfungsi meningkatkan ketahanan padi terhadap kekeringan," kata Suryo.
Ia menjelaskan cendawan endofit ini yaitu Penicillium sp. PTN AK 09 merupakan cendawan mikro yang tidak kasat mata, yang menghuni bagian dalam jaringan tanaman tapi tidak menimbulkan penyakit.
Cara kerja cendawan endofit meningkatkan sistem perakaran tanaman dan memperkecil jumlah stomata yang membuka. Mengaplikasikan cendawan ini dilakukan dengan merendam benih padi yang akan ditanam dengan campuran cendawan endofit.
"Saat terjadi kekeringan, stomata akan banyak yang tertutup sehingga dapat mengurangi penguapan," kata Suryo.
Ia mengatakan pembagian cendawan endofit ini masih terbatas karena anggaran yang ada di Departemen Proteksi Tanaman IPB.
Suryo menekankan tujuan pembagian cendawan endofit bukan untuk produksi padi bagus pada saat kekeringan.
"Tetapi bertahan hidup pada kondisi kekeringan itu sudah cukup," kata Suryo.
Diperkirakan di masa depan kekeringan akan menjadi semakin mengancam produksi padi khususnya dan pertanian pada umumnya.
Baca juga: Akademisi : Galakkan gerakan panen air hujan cegah kekeringan
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: