Indonesia-AS-Swiss sediakan air bersih bagi 60.000 warga
26 Juni 2019 14:11 WIB
Dubes AS untuk Indonesia Joseph R. Donovan (kanan), Dubes Swiss untuk Indonesia Kurt Kunz (kiri), dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Bambang Brodjonegoro usai penandatanganan kerja sama penyediaan air bersih, di Jakarta, Rabu (26/6/2019). (ANTARA/Zuhdiar Laeis)
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah RI, Amerika Serikat, dan Swiss bermitra untuk menyediakan air bersih bagi 60.000 warga perkotaan di Indonesia dengan memperkuat tujuh perusahaan daerah air minum (PDAM) di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Penandatanganan kerja sama itu berlangsung di Jakarta, Rabu, dihadiri oleh Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph R. Donovan, Dubes Swiss untuk Indonesia Kurt Kunz, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Bambang Brodjonegoro.
Sebanyak tujuh pimpinan PDAM hadir pula, yakni PDAM Kabupaten Karawang, Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kota Surakarta, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Magelang, dan Kota Magelang.
Melalui perjanjian itu, Pemerintah Swiss memperluas inisiatif program air dan sanitasi yang sedang dilaksanakan Pemerintah AS melalui USAID dengan memberikan kontribusi senilai 4,5 juta dolar AS.
Dengan kontribusi yang berasal dari Swiss State Secretariat for Economic Affair (SECO) itu, diharapkan bisa membantu mengurangi kehilangan air dan meningkatkan efisiensi energi di tujuh PDAM.
Dubes AS untuk Indonesia Joseph R. Donovan menjelaskan Pemerintah AS melalui USAID selama lebih dari 15 tahun telah bermitra dengan pemerintah, masyarakat, dan perusahaan di Indonesia di bidang air dan sanitasi.
Kerja sama di bidang air dan sanitasi yang telah dilakukan kedua negara selama ini, katanya, telah memberikan manfaat kepada sekitar lima juta warga Indonesia.
Kali ini, Donovan merasa terhormat karena Pemerintah Swiss membantu memperluas kemitraan dengan berkontribusi 4,5 juta dolar AS untuk membantu penyediaan air bersih bagi 60.000 warga.
Dubes Swiss untuk Indonesia Kurt Kunz mengaku bangga bisa bermitra dengan Pemerintah RI dan USAID untuk meningkatkan pelayanan air minum di tiga daerah di Jabar dan empat daerah di Jateng.
Dia mengharapkan dana tambahan itu bisa memperkuat kapasitas kelembagaan dan kinerja PDAM di daerah-daerah tersebut sehingga pada akhirnya meningkatkan akses air minum oleh masyarakat Indonesia.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Bambang Brodjonegoro mengapresiasi kemitraan yang dijalin AS melalui USAID dan Swiss melalui SECO untuk sanitasi dan air bersih.
"Utamanya, untuk mengatasi masalah terkait air yang tidak berekening dan efisiensi energi. Ini berdampak buruk terhadap kemampuan PDAM untuk memperluas pelayanan dan meningkatkan akses (air bersih, red.)," katanya. Presiden Direktur PDAM Surakarta Maryanto menambahkan air yang hilang distribusi yang kurang efisien membuat ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjadi berkurang.
"Kami sangat senang memiliki USAID dan SECO sebagai mitra baru. Inisiatif kemitraan ini akan dikaitkan dengan program pengembangan kapasitas dan kelembagaan PDAM yang sudah ada," katanya.
Baca juga: Ketersediaan air bersih Kalteng aman untuk pemindahan ibu kota
Baca juga: PDAM Batang jamin pasokan air bersih lancar
Penandatanganan kerja sama itu berlangsung di Jakarta, Rabu, dihadiri oleh Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph R. Donovan, Dubes Swiss untuk Indonesia Kurt Kunz, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Bambang Brodjonegoro.
Sebanyak tujuh pimpinan PDAM hadir pula, yakni PDAM Kabupaten Karawang, Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kota Surakarta, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Magelang, dan Kota Magelang.
Melalui perjanjian itu, Pemerintah Swiss memperluas inisiatif program air dan sanitasi yang sedang dilaksanakan Pemerintah AS melalui USAID dengan memberikan kontribusi senilai 4,5 juta dolar AS.
Dengan kontribusi yang berasal dari Swiss State Secretariat for Economic Affair (SECO) itu, diharapkan bisa membantu mengurangi kehilangan air dan meningkatkan efisiensi energi di tujuh PDAM.
Dubes AS untuk Indonesia Joseph R. Donovan menjelaskan Pemerintah AS melalui USAID selama lebih dari 15 tahun telah bermitra dengan pemerintah, masyarakat, dan perusahaan di Indonesia di bidang air dan sanitasi.
Kerja sama di bidang air dan sanitasi yang telah dilakukan kedua negara selama ini, katanya, telah memberikan manfaat kepada sekitar lima juta warga Indonesia.
Kali ini, Donovan merasa terhormat karena Pemerintah Swiss membantu memperluas kemitraan dengan berkontribusi 4,5 juta dolar AS untuk membantu penyediaan air bersih bagi 60.000 warga.
Dubes Swiss untuk Indonesia Kurt Kunz mengaku bangga bisa bermitra dengan Pemerintah RI dan USAID untuk meningkatkan pelayanan air minum di tiga daerah di Jabar dan empat daerah di Jateng.
Dia mengharapkan dana tambahan itu bisa memperkuat kapasitas kelembagaan dan kinerja PDAM di daerah-daerah tersebut sehingga pada akhirnya meningkatkan akses air minum oleh masyarakat Indonesia.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Bambang Brodjonegoro mengapresiasi kemitraan yang dijalin AS melalui USAID dan Swiss melalui SECO untuk sanitasi dan air bersih.
"Utamanya, untuk mengatasi masalah terkait air yang tidak berekening dan efisiensi energi. Ini berdampak buruk terhadap kemampuan PDAM untuk memperluas pelayanan dan meningkatkan akses (air bersih, red.)," katanya. Presiden Direktur PDAM Surakarta Maryanto menambahkan air yang hilang distribusi yang kurang efisien membuat ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjadi berkurang.
"Kami sangat senang memiliki USAID dan SECO sebagai mitra baru. Inisiatif kemitraan ini akan dikaitkan dengan program pengembangan kapasitas dan kelembagaan PDAM yang sudah ada," katanya.
Baca juga: Ketersediaan air bersih Kalteng aman untuk pemindahan ibu kota
Baca juga: PDAM Batang jamin pasokan air bersih lancar
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019
Tags: